Duh, Ekscavator Normalisasi Sungai Bikin Rusak Jalan

- Senin, 25 Oktober 2021 | 13:53 WIB
DIKRITIK: Operasional ekscavator dikritik lantaran dianggap merusak jalan.
DIKRITIK: Operasional ekscavator dikritik lantaran dianggap merusak jalan.

BANJARMASIN – Program normalisasi sungai yang sedang berjalan menuai kritik warganet. Perkaranya, penggunaan ekskavator untuk mengeruk sungai malah merusak jalan yang baru diaspal.

Ada satu unit ekskavator yang diterjunkan untuk mengeruk saluran terbuka Jalan Ahmad Yani.

Baik saat terparkir atau dijalankan, roda gigi statis di bawah ekskavator, tak dilapisi bantalan karet, papan atau pelat besi tipis. Hingga merusak jalan protokol tersebut.

Foto-foto kerusakan jalan itu kemudian menjadi viral di media sosial dan menuai beragam komentar.

Dikonfirmasi mengenai itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengakuinya sebagai kesalahan teknis di lapangan. Dia juga sudah meminta agar pekerja lebih berhati-hati, menghindari kerusakan di jalan yang baru diaspal.

"Ini klarifikasi saya," ujarnya Sabtu (23/10) tadi.

Pantauan Radar Banjarmasin di lapangan, kemarin (24/10) siang, ekskavator itu diparkir di kilometer lima. Di bawah rodanya, tampak sudah dilapisi papan. Syukurlah.

Lebih lanjut, Ibnu menjelaskan, pengerukan sungai itu semata-mata untuk mengurangi dampak banjir.

Selain itu, juga ada lima jembatan yang dibongkar. Karena konstruksinya terlalu rendah hingga mengganggu arus sungai.

“Kenapa baru dikerjakan sekarang? Karena dialokasikan di APBD Perubahan. Lalu ada proses lelang. Setelah muncul pemenang baru dikerjakan. Memang seperti itu mekanismenya," tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Banjarmasin, Thomas Sigit Mugianto menjelaskan, selanjutnya adalah Jembatan Pandu.

Lalu empat jembatan di permukiman. Yakni akses masuk untuk SD Muhammadiyah 9, Gang Permata, Gang TVRI, dan Gang Andin Rama. Semuanya berada di kawasan Ahmad Yani.

Tentu, setelah dibongkar akan dibangun ulang. Rancangannya sesuai dengan surat edaran wali kota tentang prototipe jembatan bangunan gedung (JBG).

"Titik paling rendah jembatan itu 20 sentimeter dari permukaan air saat terjadinya banjir. Tidak ada tiang atau pilar di tengah jembatan," jelasnya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X