Polisi Ungkap Motif Pembacokan Jurkani, Gara-Gara Mobil Menghalangi Jalan

- Senin, 25 Oktober 2021 | 14:43 WIB
Grafis Radar Banjarmasin
Grafis Radar Banjarmasin

BATULICIN - Kasus pembacokan di wilayah PT Anzawara Satria Jurkani menyita perhatian publik. Warga banyak mendesak kepolisian segera mengungkap motif perbuatan tercela itu.

Minggu (24/10) sore kemarin, Kapolres Tanah Bumbu AKBP Sutanto Himawan Saragih melalui Kasi Humas AKP H I Made Rasa menceritakan peristiwa yang terjadi dari hasil pemeriksaan mereka secara kronologis.

Jumat (22/10), sekitar pukul 14.00, empat pemuda berkumpul di Banjarbaru. Ada YU asal Loksado, NS dari Batang Alai dan dua pemuda berinisia A dan U yang masih buron. "Mereka mau kongkow di Pantai Bunati Kecamatan Angsana," kata Made.

Berangkatlah empat pemuda itu menggunakan mobil SUV mewah berkelir hitam, yang masih mulus. Di Kintap mereka berhenti. Mengisi kerongkongan. Tiga botol miras Mansion habis mereka tenggak.

Sekitar pukul 17.30, mereka masuk ke jalan Bunati, Tanah Bumbu. Jika dari Banjarmasin, masuknya belok kanan. Jalan ini aspal tapi sangat sempit, hampir tidak dapat dilalui dua buah mobil besar saat berpapasan.

Di sebuah titik jalan, meluncur sebuah mobil double cabin putih. "Entah karena pengaruh miras, pelaku bilang, double cabin itu menghalangi jalannya," kata Made.

Menurut para pelaku, ketika SUV mereka ke kiri, double cabin juga ke kiri. Banting ke kanan, yang di depan juga menghalangi. "Jalan di sana memang sempit. Jika dua mobil besar papasan, satu mesti mengalah," tambah Made.

Akhirnya moncong ke dua mobil itu berhadap. Rem sama-sama diinjak. Debu berterbangan. YU turun, menenteng parang. Di bak belakang double cabin, seorang pria berteriak marah-marah. YU yang sudah dipengaruhi minuman keras memburunya, menimpas. Kena ransel. Tak pikir panjang, pria di belakang bak melompat dan lari ke arah Bunati.

Masih penuturan Made, usai menimpas YU masuk mobil. Mencoba melanjutkan perjalanan. Tapi katanya, double cabin juga bergerak maju. Rem kembali diinjak. Kemarahan YU katanya tambah meledak melihat seorang pria di baris ke dua mengambil gambar mereka dengan kamera handphone. Pria itu ternyata Jurkani.

YU berteriak. Meminta Jurkani ke luar mobil. Tapi kaca tetap tertutup rapat. YU memukul kaca dengan tangan kosong. Tak pecah. YU lalu mengambil batu, tangannya yang besar melempar sekuat tenaga. Prak..! Kaca pecah.

Sopir double cabin panik. Mencoba mundur kabur. Tapi telat. YU sudah membuka pintu belakang mobil, persis di samping Jurkani duduk. Dari samping NS juga sibuk memecah kaca depan dan belakang dengan parangnya.

Jurkani kata Made bergeser ke kanan mobil. Mencoba kabur. Namun parang YU menabasnya. Lengan kanan Jurkani kena, hampir putus. Dibacok lagi. Kena tangan. Lagi, kena kaki Jurkani. Darah memercik ke mana-mana.

Seorang rekan YU yang masih di dalam mobil ke luar. Menarik YU. Mereka kemudian kabur. Sopir double cabin kemudian melaju membawa Jurkani yang sekarat ke klinik terdekat.

 Polda Kalsel menurunkan Tim Buser dipimpin Kanit Resmob Polda Kalsel AKP Endris Ary Dinindra SIK MH. Dari arah selatan, tim lengkap Polres Tanah Bumbu juga memburu, di bawah komando Kasat Reskrim Iptu Wahyudi.

Rekan-rekan Jurkani ditanya. Berapa pelaku, mobil jenis apa dipakai. Berbekal beberapa data yang diberi saksi perburuan pun dilakukan. "Harus segera dapat," kata Made menirukan perintah Kapolres malam itu.

SUV hitam dicari. Agak sulit. Karena kebetulan merek dan warnanya banyak berseliweran di Tanah Bumbu.

Entah bagaimana, sekitar pukul 23.00, tim pemburu melihat seorang pria ke luar dari semak-semak. Tidak jauh dari jalan masuk Bunati. Gelagatnya terlihat asing. Pemburu kemudian membekuknya. Ternyata dia adalah NS.

"Mana parangmu..?!" teriak anggota Buser. NS lalu menunjukkan parang yang dia buang di semak. Panjang, melengkung ujungnya. Bergagang dan bersarung kayu. "Di hulu sungai, itu jenis paran jago. Memang untuk kelahi," kata seorang penggemar senjata tajam tradisional di Banjarmasin.

Di bawah tekanan, NS membeber semua. Menyebut nama-nama rekannya. Dia mengaku terpisah dengan rekannya, ketika kabur ke dalam hutan. Dia ditinggal sendiri. "Pengakuannya begitu. Tapi mungkin itu strategi mereka kabur. Mencar," jelas Made.

Subuh harinya, sekitar pukul 06.00, tim pemburu melihat SUV hitam pakir di jalan. Sekitar Sungai Loban. Di kawasan yang biasa dipakai sopir truk menepi untuk melepas lelah, istirahat di dalam mobil. Dekat pantai.

SUV itu kotor. Bekas lumpur di bodinya. "Buka..!," bentak polisi, cerita Made. Ternyata YU yang di dalam. Wajahnya butek. Bajunya bernoda darah. Di lantai mobil tiga buah botol whisky kosong.

"Dia rupanya mau kabur ke Kandangan lewat Mantewe. Tapi tertidur, karena mabuk," kata Made, seraya menambahkan, Jurkani masih dalam perawatan di Banjarmasin.

Pun begitu, dugaan-dugaan lain berseliweran di masyarakat. Pasalnya, Jurkani belum lama tadi getol melaporkan dugaan kegiatan tambang ilegal di Bunati. Pada 17 Oktober lalu, purnawirawan polisi itu melapor ke Mabes Polri.

Kepada wartawan, Jurkani mengaku para penambang ilegal telah berbuat nekat. Menerabas police line yang sebelumnya dipasang polisi dengan dua buah alat berat. Jurkani lalu melapor ke Polsek Angsana. Setelah itu katanya, penambang kabur. Tapi lanjutnya, para penambang datang lagi mengeruk konsesi mereka di malam hari.

Nama Jurkani sendiri di bulan Juni tadi sempat viral. Kala itu dia adalah pengacara mantan calon gubernur Denny Indrayana. Jadi tersangka kasus pemukulan warga yang diduga merupakan pendukung calon lain. Kejadian dugaan pemukulan itu viral di sosial media.

Pada sembilan Agustus, Pengadilan Negeri Banjarmasin memvonis enam bulan penjara. Saat itu kuasa hukum Jurkani, Wijiono mengatakan, kliennya menerima keputusan hakim. Hingga kini belum diketahui, kapan Jurkani bebas dan bekerja di PT Anzawara Satria, sebuah perusahaan tambang batu bara yang memiliki konsesi di Bunati.

Anzawara sendiri sempat didemo warga Bunati, pada Mei silam. Akhir April tadi, jalan Desa Bunati putus sekitar 200 meter. Dampak dari aktivitas Anzawara yang berada persis di tepi jalan. Tiga buah tiang listrik roboh.

Saat itu, Kepala Teknik Tambang PT Anzawara Satria, Sugiarto mengaku akan memperbaiki jalan seperti semula. Namun jalan tidak kunjung diperbaiki. Perusahaan hanya membuat jalan alternatif dari urukan tanah dan batu.



SEMENTARA ITU, peristiwa yang menimpa Advokat Jurkani mendapat perhatian dari Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI), Advokat Tjoetjoe Sandjaja Hermanto.

 Dia mendesak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menaruh perhatian serius terhadap kasus ini, karena peristiwa ini tidak hanya sekedar tindak kriminal penganiayaan biasa, tapi juga  serangan terhadap profesi advokat dan penegakan hukum.

“Jika penegak hukum diserang secara hukum rimba seperti ini, itu adalah tindakan teror seperti yang dilakukan para teroris,” kecam Tjoetjoe, Minggu (23/9) sore.

Jurkani merupakan seorang lawyer dan kuasa hukum salah satu pemilik IUP Batubara PT Anzawara Satria. Saat kejadian, korban sedang menjalankan tugasnya sebagai legal. Dalam kondisi seperti ini, Negara harus turun tangan jika penegakan hukum diserang dengan cara barbar seperti yang dialami oleh advokat Jurkani.

Tjoetjoe meminta aparat berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya. “Saya mengutuk keras peristiwa ini, siapapun pelakunya harus dihukum setimpal, dan harus diusut hingga ke otak pelaku,” tegasnya.

Pengacara senior dari Banua ini mengatakan pemerintah daerah harus bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada para pelaku usaha agar mereka memiliki kemampuan negosiasi yang mumpuni. Sehingga mereka tidak menggunakan cara-cara barbar atau anarkis dalam menjalankan bisnisnya.

"Kebetulan tahun 1994 saya banyak mendampingi pengusaha batubara di Kalsel, jadi saya paham betul karakter pelaku bisnis batubara di sana," pungkas Tjoetjoe. 

Karyawan Perusahaan Tak Berani Turun Kerja

Pasca pembacokan yang menimpa tim kuasa hukum PT Anzawara Satria, ratusan pekerja perusahaan tambang berhenti beraktivitas untuk sementara waktu. Mereka khawatir ada penyerangan lagi di lahan konsesi mereka.

Manager External Relation PT Anzawara Satria Emma Rivilla berharap aparat keamanan dapat memberikan perlindungan terhadap seluruh karyawan perusahaan. "Saat ini kami hanya ingin pengamanan," tutur Emma, kemarin (23/10).

Dia mengatakan cara-cara pelaku melakukan penyerangan dan mengintimidasi mereka sudah sangat mengkhawatirkan. Dampak peristiwa petang itu, karyawan teknis lapangan maupun di kantor perusahaan tidak ada yang berani bekerja, khawatir menjadi sasaran aksi brutal penambang liar.

Ia menyadari, penghentian operasional bakal berdampak terhadap perusahaan. Namun tak ada cara lain. Pertimbangan keselamatan karyawan lebih penting, termasuk dua kontraktor yang bekerjasama dengan perusahaanya."Aktifitas pekerja setop semua, sementara kita larikan ke luar daerah," ucap Emma.

Emma mengatakan kurang begitu mengetahui kronologi peristiwa naas itu. Dia hanya mendengar informasi dari karyawan yang mendampingi Jurkani mengecek lokasi yang ditambang penambang liar. Di tengah jalan, mobil mereka diadang beberapa orang tak dikenal.

Kaca mobil Strada yang ditumpangi Jurkani dipecahkan, Kemudian para pelaku menyerang menggunakan parang yang membuat Jurkani terluka parah. Untungnya, satu karyawan selamat, dan bisa membawa korban ke klinik terdekat untuk diberikan pertolongan medis.  "Saat ini kondisinya sudah sadar, tinggal menunggu operasi," pungkasnya.(tim/gmp/by/ran)
 
 

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akali Dana PNPM, Dituntut 1,9 Tahun Penjara

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:27 WIB

Balaskan Dendam Kawan, Keroyok Orang Hingga Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:10 WIB

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB

Tim Gabungan Kembali Sita Puluhan Botol Miras

Selasa, 26 Maret 2024 | 16:40 WIB
X