Perangkap Sampah di Sungai Martapura, Rencana yang Hampir Terlupakan

- Rabu, 27 Oktober 2021 | 12:36 WIB
MENYEMPIT: Sungai Pengambangan yang dulunya memiliki lebar 21 meter, sekarang hanya tersisa empat meter saja. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
MENYEMPIT: Sungai Pengambangan yang dulunya memiliki lebar 21 meter, sekarang hanya tersisa empat meter saja. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Setiap tahun ketika musim hujan tiba, Banjarmasin menerima kiriman sampah sungai hingga puluhan ton dari daerah hulu.

Pampangan berupa eceng gondok, bambu, batang pohon dan sampah yang bisa melumpuhkan jalur lalu lintas Sungai Martapura.

Apa solusinya? Senin (26/10) petang di ruang kerjanya, Kabid Sungai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Hizbul Wathony sedang asyik menggeser tetikusnya.

Di monitor, tampak peta aliran sungai. “Dari Banua Anyar, pampangan bisa dicegat agar tak keburu masuki pusat kota,” ujarnya.

“Tentu butuh persiapan matang. Membuat trash booms (perangkap sampah) di sungai,” imbuhnya.

Pembaca tentu masih mengingat. Sehari sebelum kedatangan Presiden Joko Widodo, Rabu (20/10) lalu, pampangan memenuhi kolong Jembatan 9 November dan Jembatan Pangeran Antasari. Untungnya, pasukan turbo PUPR sigap membuka alur.

Kembali pada Thony, ia menyebut, sedikitnya diperlukan tiga titik perangkap di Benua Anyar.

Konsekuensinya, perahu juga dibuat kesulitan melintas. “Terus terang, itulah kendalanya. Mengapa perangkap ini tak kunjung dibangun,” akunya.

Trash booms ini bukan wacana baru. Sejak bertahun-tahun yang lewat, sudah berkali-kali disampaikan ke publik. Tinggal realisasinya saja yang belum.

Dalam perencanaan awal, dibutuhkan jalur alternatif untuk lintasan perahu. PUPR memilih Sungai Pengambangan yang memiliki panjang 1,1 kilometer.

“Maka pembebasan Sungai Pengambangan adalah kunci untuk merealisasikan rencana ini,” tegasnya.

Sungai di Banjarmasin Timur itu lebar, tapi semakin ke dalam semakin menyempit karena dikepung permukiman penduduk. “Anggaran pembebasannya takkan sedikit,” jelasnya.

Sebagai gambaran, semula sungai itu memiliki lebar 21 meter. Sekarang hanya tersisa empat meter. “Maka mesti membebaskan bantaran di kiri dan kanan sungai," tekannya.

Melihat kerumitan dan ongkosnya, Thony pun tak berani berjanji, kapan rencana ini bisa dimulai.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X