Buntut Kegaduhan Pembongkaran Baliho, Dugaan Pemukulan Diselidiki

- Kamis, 4 November 2021 | 13:05 WIB
DIBONGKAR: Penertiban baliho bando di Jalan Ahmad Yani pada 29 Oktober lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
DIBONGKAR: Penertiban baliho bando di Jalan Ahmad Yani pada 29 Oktober lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Kasus dugaan pemukulan di tengah kegaduhan pembongkaran baliho bando di Jalan Ahmad Yani mulai diproses penyidik.

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachmat Hendrawan membenarkan ada laporan dari pengusaha advertising terkait insiden pada Jumat malam, 29 Oktober lalu.

"Sekarang masih penyelidikan," ujarnya singkat kemarin (3/11).

Kerabat pemilik papan reklame, Ferdi terjatuh dengan baret merah di pipi. Ia mengaku dipukul. Saat meminta surat perintah pembongkaran dari Satpol PP yang berjaga di lokasi.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin tampak kalem menanggapinya. Ia yakin, satuannya sudah memenuhi semua prosedur.

"Kalau kami dilaporkan karena dugaan pemukulan, itu hak mereka. Ikuti saja prosesnya. Tidak apa-apa," ujarnya.

Dalam versi Satpol PP, gesekan itu muncul karena pelapor hendak menarik selang gas untuk peralatan las.

Menghentikan aksi pembongkaran. Anggotanya yang melihat lalu coba mencegah, saat itulah pelapor terjatuh. Terjadi kericuhan dan akhirnya ada yang terluka.

Ferdi adalah kerabat dari kerabat dari Ketua Asosiasi Pengusaha Periklanan Indonesia (APPSI) Kalsel, Winardi Sethiono.

Malam itu, Winardi juga muncul. Dialah yang menyuruh Ferdi untuk menjalani visum di Rumah Sakit Ulin dan melapor ke mapolresta.

Ia juga membantah bahwa pelapor coba menghalang-halangi Satpol PP saat bertugas. "Tidak ada upaya melepas selang gas, dia cuma memegangnya. Meminta pembongkaran ditunda dulu," bebernya. (war/at/fud)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Kabur, Orang Suruhan Diringkus

Rabu, 17 April 2024 | 09:34 WIB
X