BANJARMASIN - Pasca aksi demo para buruh dan sopir Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Senin (1/11) lalu, SPBU disepanjang Jalan Gubernur Subarjo yang biasanya dipenuhi antrean, terlihat lengang.
Para sopir pun sudah mengaku tenang dan nyaman mengisi solar. Tak lagi dihantui pengeluaran biaya lain, seperti bayar jaga malam dan biaya parkir. “Sekitar 2 jam sudah dapat. Alhamdulillah bisa berangkat ke Sampit, Kalteng,” ucap Fuad, salah satu sopir truk kemarin.
Yang semakin membuat dirinya nyaman, adalah aparat kepolisian hadir memastikan tak terjadinya pungutan liar. “Andai saja tiap hari seperti ini. Kami sangat nyaman,” tuturnya.
Dia juga mengatakan tak perlu lagi membayar lebih harga solar di atas harga normal. Seperti diketahu, sebelum ini, pihaknya harus membayar solar hingga Rp6.500 per liter. Padahal harga normal hanya Rp5.150 per liter.
Saiful, sopir truk yang lain menuturkan, dirinya sangat berharap normalnya pengisian solar ini setiap waktu. “Jangan hanya saat di demo lalu. Kami ini membawa kebutuhan pokok untuk keperluan masyarakat, jangan disusahkan,” pintanya.
Sementara, Ketua Aspirasi Kumpulan Sopir Indonesia (Aksi) Kalsel, Bambang Supriono meminta, aparat yang mengawal SPBU ini jangan setengah-setengah. Pasalnya kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. “Jangan panas-panas tahi ayam,” sebutnya.
Menurut laporan para sopir ke pihaknya, baik preman yang meminta uang parkir dan jaga malam hingga tarif lebih harga solar, tak terjadi lagi. “Kami ingin sekali seperti ini. Kalau seperti ini sopir pun tenang dan mereka bisa kerja. Bayangkan, sebelumnya mereka baru dapat BBM 3-4 hari. Sekarang ada yang 2 jam sudah dapat,” katanya.
Meski sudah normal, dia tetap meminta ketersediaan solar ditambah dan ada jalur khusus bagi truk atau angkutan Pelabuhan Trisakti agar tak mengganggu pengendara yang lain. “Surat usulan sudah kami sampaikan. Bahkan DPRD menjanjikan kami akan di bawa ke Jakarta soal minta tambahan ini,” terangnya. (mof/by/ran)