BANJARMASIN - Atlet gantole Kalsel, Ilham Firmansyah tidak menyangka bisa membela Banua di berbagai kejuaraan. Ilham menggeluti cabang olahraga (cabor) gantole sekadar hobi. Tidak terbesit sedikitpun untuk menjadi atlet gantole membawa nama Kalsel.
Pria asli Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu ini mulai menekuni cabor gantole pada 2012. Ketertarikannya berawal ketika melihat aksi para penerbang gantole melalui media streaming video online. "Saat itu saya keracunan nonton olahraga gantole di video. Kemudian saya membulatkan tekad untuk bisa memiliki gantole sendiri," ujarnya.
Uang hasil tabungannya terkumpul untuk membeli gantole idamannya. Ilham kemudian berinisiatif ikut komunitas gantole. Uniknya, komunitas yang diikutinya merupakan komunitas gantole luar negeri yang sering kali terbang di Indonesia.
"Dulu masih ikut komunitas luar negeri. Barulah kemudian ikut komunitas Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, komunitas gantole di Indonesia masih tergolong kecil. Bahkan anggota yang aktif tidak sampai berjumlah 100 orang. Namun, anggota yang sedikit justru membuat kebersamaan antar pehobi gantole semakin besar.
Ilham mendapat perlakuan seperti keluarga dari anggota lain, terutama saat mengikuti kejuaraan. "Kami sering kali menginap di rumah anggota-anggota yang berdekatan dengan venue. Kekeluargaannya sangat terasa," ujarnya.
Ilham yang kini menginjak usia 31 tahun sempat bertahun-tahun menyembunyikan aktivitasnya di cabor gantole kepada keluarganya. Ia tidak ingin keluarganya khawatir, terutama olahraga gantole memiliki risiko yang cukup besar.
Namun kegigihan dan ketelitian Ilham selama terbang membuatnya terhindar dari marabahaya. "Olahraga gantole sangat bergantung pada kondisi cuaca serta kecepatan dan arah angin. Penting untuk bisa membaca semua kondisi itu," ujarnya.
Ilham mulai dilirik tim gantole Kalsel pada tahun 2014. Pelatih gantole Kalsel, Syamsuri menilai Ilham merupakan sosok yang tepat untuk memperkuat timnya.
Barulah setelah itu, Ilham mengatakan kepada keluarganya terkait aktivitas gantole yang dilakukannya hingga berhasil mendapatkan restu.
Prestasi yang paling berkesan baginya adalah saat mengikuti Telomoyo Cup 2018. "Alhamdulillah berhasil mencetak prestasi di lintas alam saat itu," ujarnya.
Menurutnya terbang dengan gantole tidak hanya merasa kebahagiaan tersendiri baginya. Namun, juga ada kisah sedih di dalamnya. Sedih ketika tidak mendapat akomodasi saat mengikuti kejuaraan. "Apalagi saat kejuaraan, kami masih numpang tempat tinggal dengan teman," keluhnya.
Namun hal tersebut tidak meruntuhkan semangatnya untuk terus terbang dengan gantole serta mencetak prestasi bersama Kalsel. Besar harapannya tim gantole Kalsel turut mendapat perhatian lebih demi bisa menorehkan prestasi di kejuaraan-kejuaraan berikutnya.(bir/gr/dye)
