SD Gusdur, Sekolah dengan Akses Paling Jauh dan Berbahaya di Kalsel

- Selasa, 9 November 2021 | 12:10 WIB
JARAK BUKAN PENGHALANG: Para siswa berfoto bersama para guru-guru Sekolah Gus Dur. Sekolah ini terletak di ujung pedalaman Meratus.
JARAK BUKAN PENGHALANG: Para siswa berfoto bersama para guru-guru Sekolah Gus Dur. Sekolah ini terletak di ujung pedalaman Meratus.

Berjalan kaki melewati bukit dan mendaki gunung menjadi tantangan terberat menuju SD Abdurrahman Wahid di Desa Juhu, Batang Alai Timur. Sekolah Gusdur ini menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang aksesnya paling jauh, paling sulit dan paling berbahaya di Kalimantan Selatan.

-- Oleh: JAMALUDDIN, Barabai

Dari awal, Jamaluddin Rahmad sudah tahu. Diterima sebagai guru negeri yang mengajar di sekolah Gusdur di Desa Juhu, Kecamatan Batang Alai Timur, dia akan menempuh jarak yang luar biasa sebagai pengajar. Berbekal ilmu pramuka yang dia ikuti dari madrasah, dia percaya diri bisa melewati medan hutan belantara Meratus.

Jarak menuju Desa Juhu dari pusat kota HST kurang lebih 98 kilometer. Perjalanan dimulai dari pusat kota menuju Desa Hinas Kiri di Kecamatan Batang Alai Timur. Jaraknya kurang lebih 38 kilometer. Sampai di desa ini kendaraan roda empat dan dua tidak bisa lewat. Biasanya kendaraan dititipkan di rumah warga.

Lalu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Dari Desa Hinas Kiri diperkiraan jarak menuju Desa Juhu masih sekitar 60 kilometer. Dari Desa Hinas Kiri perjalanan mulai menerobos hutan belantara Meratus, tujuannya adalah puncak Tiranggang. Medan jalannya pun tak mudah, terjal dan masih berupa tanah.“Jalannya menanjak, kalau jalan kaki waktunya dua jam,” ucapnya.

Sampai di puncak Tiranggang, biasanya Jamal beristirahat karena di sana ada warung. Puncak Tiranggang juga menjadi tempat pertemuan antara pendaki yang ingin menuju ke gunung Halau-Halau, salah satu puncak tertinggi di rantai pegunungan Meratus. Orang yang ingin ke Desa Juhu belok kiri, sedangkan ke puncak Halau-halau jalan lurus saja.

Dari puncak Tiranggang perjalanan dilanjutkan menuju sebuah pondok peristirahatan di tengah hutan Meratus. Dari sini jalannya menurun menyusuri bukit, diperlukan waktu lima jam berjalan kaki sampai ke pondok. Karena pondok terletak di dasar bukit. Medannya pun cukup bahaya, apalagi jika hujan, jalan tanah yang ditutupi akar-akar pohon menjadi licin.

-

Setiap kali perjalanan ke sekolah, warga Birayang ini tidak pernah sendiri. Selalu ditemani guru lain dan satu porter (penunjuk jalan). Peralatan mendaki juga dibawa seperti senter, mantel, sepatu dan lain-lain. Biasanya berangkat dari Birayang pukul 07.00 Wita dan sampai di pondok peristirahatan itu pukul 17.00 sore.

Mereka bermalam di pondok tersebut. Di pondok itu mereka mengisi perut dengan menyantap bekal nasi dan lauk ikan kering. Ini menu yang wajib dibawa karena mampu bertahan lama. Namun ada juga guru yang membawa makanan ringan. Perjalanan dilanjutkan esok harinya.

“Pukul 07.00 Wita kami lanjut jalan lagi,” katanya. Kali ini medan jalan yang ditempuh menanjak. Para guru harus mendaki untuk melewati gunung Kilai. Gunung Kilai merupakan gunung tertinggi di Kalsel setelah Halau-Halau. Ketinggiannya 1.500 meter di atas permukaan laut.

Di sini tenaga fisik benar-benar terkuras. Kontur jalan tanah, diperkirakan tingkat kemiringannya hampir 40 derajat, di beberapa titik kemiringannya ada sampai 60 derajat. “Tidak seperti di jalan setapak. Ada yang harus berpegangan ke akar supaya bisa naik,” kisahnya.

Jika fisik lemah, pendakian bisa sangat berbahaya. Pernah terjadi kasus pendaki kehilangan nyawa ketika menyusuri gunung Kilai. Peristiwa naas itu terjadi awal tahun 2021. Korban merupakan anggota Wanadri yang ingin menuju Desa Juhu. Meninggal karena kelelahan fisik dan kena serangan jantung.

“Pokoknya kalau lelah istirahat, jangan dipaksa,” katanya berbagi tips.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB
X