Perlu Panser Melawan Amin Effendy

- Rabu, 10 November 2021 | 13:23 WIB
UNTUK MENGENANG: Tugu 9 November di Banua Anyar, Banjarmasin yang didirikan untuk mengenang pertempuran 9 November 1945. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
UNTUK MENGENANG: Tugu 9 November di Banua Anyar, Banjarmasin yang didirikan untuk mengenang pertempuran 9 November 1945. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

Tugu 9 November di Banua Anyar, Banjarmasin menjadi saksi sengitnya pertempuran mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Banjarmasin. Di sini, terukir sembilan nama pejuang yang gugur saat penyerangan markas Tangsi Militer NICA Belanda 9 November 1945 silam, di Benteng Tatas yang sekarang menjadi Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Sembilan kesuma bangsa itu adalah, Badran, Badrun, Utuh, Umur, Ta’in, Juma’in, Sepa, Dulah, dan Pak Ma’rupi. Dinding relief yang berada di area tugu berwarna emas, menggambarkan sengit dan heroiknya perlawanan mereka tergabung dalam Barisan Pemberontakan Republik Indonesia Kalimantan (BPRIK) itu.

Tokoh sentral BPRIK adalah Amin Effendy yang meningal sejak tahun 2007 lalu. Dialah yang menjadi panglima pemberontakan ini. Alimun Hakim, putra Amin Effendy bercerita, pada pertempuran Jumat 9 November 1945 lalu, ayahnya sempat kena tembak peluru panas polisi NICA. “Dari cerita ayah, beliau sempat dipapah ke rumah mereka yang berada di seberang tangsi militer NICA yang saat ini menjadi Mapolda Kalsel.

Saat serangan itu, tak hanya sang ayah yang bersimbah darah, beberapa pejuang pun mengalami hal yang sama, bahkan ada yang sampai gugur karena peluru otomatis NICA. “Ayah masih selamat meski diterjang peluru tentara NICA,” tuturnya kemarin.

Dari keterangan sang ayah kepadanya, serangan awal itu dimulai pukul 14.00 Wita. Kala itu usai shalat Jumat. Ayahnya memimpin pengepungan tangsi polisi NICA yang saat ini menjadi Mapolda Kalsel. “Kata sang ayah, pertahanannya sangat kuat. Dari senjata otomatis hingga panser diturunkan melawan pejuang,” ucapnya bercerita.

Saking tangguhnya pertahanan NICA, pasukan BPRIK pun berpindah menyerang kompi NICA yang lain, yakni ke pertahanan yang saat ini menjadi Makorem 101/Antasari saat ini di Jalan Jenderal Sudirman Banjarmasin.

Masih menurut cerita sang ayah, pertempuran tak seimbang. Jika pasukan NICA menggunakan senjata modern, sementara pejuang masih menggunakan senjata api biasa dan senjata tajam berupa mandau, tombak hingga parang. “Almarhum bercerita pertempuran berlangsung empat jam lebih. Dari pukul 14.00 hingga 18.30 Wita,” katanya.

Sang ayah juga bercerita kepadanya. Peristiwa 9 November 1945 di Banjarmasin lalu itu dilatari peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta yang didengar oleh pemuda Banjarmasin. “Tanggal 9 November adalah puncak serangan total, setelah serangan-serangan kecil yang tiap hari dilakukan. Ketika itu saat bulan Ramadan,” ingatnya saat sang ayah bercerita ketika masih hidup.

Pengamat sejarah FKIP ULM, Mansyur, pertempuran 9 November1945 di Banjarmasin adalah awal revolusi fisik di Kalsel.

Bermula kedatangan NICA yang membuat terkejut para tokoh politik yang sebelumnya telah menyusun pemerintah Republik Indonesia di Kalsel oleh Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah Kalimantan.

Lebih mengejutkan lagi adalah, saat terjadinya larangan pawai Merah Putih pada 10 Oktober 1945 yang akan diadakan di seluruh Kalsel dalam rangka memeriahkan terbentuknya Pemerintahan Republik Indonesia di Kalsel.

Siasat NICA untuk melemahkan perjuangan ialah dengan cara menarik tokoh-tokoh politik yang bersedia bekerja dengan NICA, dan siasat ini berhasil dengan menarik Pangeran Musa Ardikesuma bekerjasama dengan NICA sebagi Kiai Kepala dan melepaskan Jabatan Residen Republik Indonesia. 

Sadar terhadap kelemahan politik tersebut, para pemuda berjuang dengan cara sendiri untuk memperoleh kemerdekaan dan mengusir pemerintahan NICA di Kalsel.

“Bentuk perjuangan tersebut adalah sebuah gerakan rahasia yang dibentuk pada 16 Oktober 1945 dengan nama Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRIK) yang dipimpin Amin Effendy, Abdul Kadir Uwan dan yang lainnya,” kata Mansyur kemarin.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB

Libur Lebaran, 2 Kecelakaan Maut di Banjarmasin

Senin, 15 April 2024 | 12:10 WIB
X