Lima Daerah di Kalsel Siapkan Darurat Bencana

- Kamis, 11 November 2021 | 17:48 WIB
MITIGASI BENCANA: BPBD Tapin membersihkan sungai untuk menghindari banjir pertengahan Oktober tadi. Tapin salah satu daerah yang bersiap untuk darurat bencana. | Foto; DOK/RADAR BANJARMASIN
MITIGASI BENCANA: BPBD Tapin membersihkan sungai untuk menghindari banjir pertengahan Oktober tadi. Tapin salah satu daerah yang bersiap untuk darurat bencana. | Foto; DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai siaga menghadapi dampak La Nina di Banua. Mereka menggelar rapat koordinasi bersama seluruh BPBD di kabupaten/kota, TNI, Polri dan sejumlah SKPD.

Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Mujiyat menjelaskan, rapat koordinasi yang digelar Selasa (9/11) tersebut sebagai langkah cepat pemerintah daerah untuk penanggulangan bencana dengan penerapan status siaga.

Selain itu, rapat juga menurutnya bagian dari tindak lanjut surat edaran Menteri Dalam Negeri. "Ini juga sekaligus sebagai langkah antisipasi penanganan bencana dan hasil Rakornas Tahun 2021,” ujarnya.

Melalui rapat koordinasi itu, disebutkannya bahwa seluruh instansi terkait telah melakukan kesiapan untuk mengantisipasi bencana dengan kesiapsiagaan. "Pada rakor itu kita ketahui ada lima daerah yang menyiapkan SK Kepala daerah tentang kesiagaan atau siaga darurat," beber Mujiyat.

Dirincikannya, kelima daerah tersebut yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Tapin, Balangan, Hulu Sungai Selatan dan Tapin. "Setelah lima daerah ini, Pemprov Kalsel juga segera mengambil langkah membuat surat keputusan gubernur tentang siaga darurat provinsi," paparnya.

Dia menuturkan, apabila SK siaga darurat keluar pada bulan ini maka pelaksanaannya akan berlaku sampai April 2022 mendatang. "Sehingga Pemprov Kalsel dapat melaksanakan kesiapsiagaan lebih awal,” tuturnya.

Selain mempersiapkan SK, Mujiyat menjelaskan, berbagai persiapan lain untuk penanggulangan bencana juga sudah dilaksanakan. Termasuk kesiapan sarana prasarana hingga dapur umum. “Perahu karet juga sudah kami siapkan,” ujarnya.

Sementara itu, ihwal kondisi cuaca saat ini, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Goeroeh Tjiptanto menuturkan, wilayah Kalsel sudah memasuki La Nina lemah sejak Oktober 2021. "Diprakirakan akan terus berlangsung hingga pertengahan tahun 2022," tuturnya.

La Nina sendiri merupakan fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Diketahui El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya. Sementara, La Nina merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan Suhu Muka Laut (SML) ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

La Nina juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.

Goeroeh menjelaskan, La Nina di Kalsel untuk tiga bulan ke depan diprakirakan sifatnya akan didominasi normal hingga atas normal.

Sedangkan curah hujan pada November 2021 ini didominasi kriteria menengah (200 – 300 mm). "Kemudian curah hujan Desember 2021 dan Januari 2022 didominasi kriteria tinggi (300-400 mm)," jelas Goeroeh. (ris/by/ran)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X