Pemodal Mulai Ramai Berinvestasi di Banua

- Rabu, 24 November 2021 | 13:21 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Tahun ini pemodal berinvestasi di Banua. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel mencatat, nilai investasi meningkat hingga Rp3 tiriliun jika dibandingkan dengan 2020 lalu.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Ir. H. Nafarin mengatakan, secara keseluruhan investasi di Kalsel sampai dengan triwulan III (Januari-September) mencapai Rp9.435.299.040.000. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu capaiannya hanya Rp5.797.003.460.000.

Menurutnya, ramainya investor masuk ke Banua dikarenakan mulai melandainya kasus Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir. "Seiring kondisi pandemi yang mulai melandai, banyak pemodal yang sudah berani berinvestasi," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pada tahun ini target investasi yang harus dicapai Rp10,8 triliun. Melihat kondisi saat ini, dirinya optimis mampu mencapai target tersebut. "Karena capaian sampai triwulan III sudah cukup besar," ungkapnya.

Disampaikannya, dihitung dari peringkat nasional capaian investasi penanam modal dalam negeri (PMDN) di Kalsel berasa di urutan 12. Sementara penanam modal asing masih peringkat 25. "Itu untuk realisasi selama tahun ini, tapi kalau khusus untuk triwulan III kita urutan 10," bebernya.

Dikatakan Nafarin, proyek paling banyak pada triwulan III ada di sektor perdagangan dan reparasi: sebanyak 390. Jumlah tersebut terdiri dari 7 proyek PMA dan 383 proyek PMDN, dengan nilai investasi Rp718.344.100.000.

Sedangkan di peringkat kedua, dia menyebut, sektor jasa lainnya. Dengan total 105 proyek, terdiri dari PMA 5 proyek dan PMDN 100 proyek. Nilai investasinya sebesar Rp478.223.000.000. "Sedangkan peringkat ketiga asektor pertambangan, dengan jumlah 69 proyek. Terdiri dari PMA 23 Proyek dan PMDN 46 Proyek, nilai investasinya Rp2.044.864.500.000," papar Nafarin.

Jika dihitung secara keseluruhan dari Januari sampai September, Nafarin menuturkan, jumlah proyek terbesar tetap di sektor perdagangan dan reparasi dengan jumlah 934 (PMA 64 proyek dan PMDN 129 proyek).

Lalu peringkat kedua terbanyak ialah sektor jasa lainnya sebanyak 270 proyek, disusul transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan jumlah 203 proyek. "Sedangkan nilainya, sampai triwulan III ini yang terbesar masih sektor pertambangan dengan nilai investasi Rp3.987.503.280.000," tutur Nafarin.

Masih menurut Nafarin, jika dilihat dari sebaran daerah sampai dengan triwulan III proyek paling banyak ada di Kota Banjarmasin dengan 568 proyek. Terdiri dari 42 PMA dan 526 PMDN, dengan nilai investasi Rp1.049.647.980.000.

Berbeda dengan Banjarmasin, meski proyek di Kabupaten Tabalong tidak terlalu banyak yaitu 250 proyek, namun urutan jumlah investasi kabupaten ini paling besar: Rp3.508.291.880.000.

Ditambahkan Nafarin, dilihat dari negaranya, triwulan III tahun 2021 negara Singapura menjadi negara terbanyak dalam jumlah proyek yaitu sebanyak 34 proyek. Namun nilai investasi yang dihasilkan nihil. Disusul Malaysia dengan 9 proyek senilai Rp2.319.940.000.

Lanjutnya, kemudian peringkat ketiga Korea Selatan dan Mauritius dengan sama-sama 6 proyek. Nilainya, masing-masing Rp4.787.340.000 dan Rp316.820.000. "Sedangkan nilai investasi terbesar berasal dari Australia. Totalnya Rp153.983.280.000, dengan 2 Proyek," pungkasnya. (ris/by/ran)

INVESTASI BANUA BERDASARKAN PROYEK NEGARA ASING (Triwulan III)

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X