"The Real Study" dalam Perspektif Agama Islam

- Kamis, 25 November 2021 | 11:32 WIB
Resty Hudaidah, penulis.
Resty Hudaidah, penulis.

Study atau belajar merupakan suatu kebutuhan, kewajiban dan hak setiap manusia. Sebab belajar merupakan suatu kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap manusia, baik anak-anak maupun dewasa.


===========================
Oleh: Resty Hudaidah, S.Pd
Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
===========================

Belajar dapat dikatakan kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder manusia, karena dengan belajar manusia dapat meningkatkan pengetahuan dan kemapuan dirinya sendiri bahkan orang lain. Bahkan pentingnya belajar tercantum pada Al-Quran dan beberapa hadist Nabi.

Kata belajar seringkali diibaratkan dengan pengertian sempit, seperti, ketika ada peserta didik didalam kelas duduk mendengarkan guru itu disebut dengan belajar. Contoh lain, ketika di rumah sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru maka hal itu disebut dengan belajar. Pengertian sederhana seperti ini bukanlah salah, akan tetapi pengertian seperti menimbulkan presfektif kurang menyenangkan, yang mana belajar hanyalah sekedar duduk di kelas mendengarkan guru atau dosen dan mengerjakan tugas yang diberikan. Belajar sungguh membosankan apabila hanya dipahami dengan pengertian sempit seperti itu padahal belajar sangatlah menyenangkan ketika dipahami dengan benar.

Belajar secara etimologi memiliki pemahaman “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Istilah belajar dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan Ta,allama A-Ilm atau menuntut ilmu, dikarenakan dengan belajar maka seseorang akan mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru (Trinova 2012).

Pada dasarnya pengertian belajar begitu kompleks, hal ini dikarenakan adanya batasan-batasan dalam mengatikan kata belajar, hingga para ahli juga mengemukakan beberapa pendapat mengenai arti dari belajar. Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid menyatakan bahwa belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru. Horold Spears berpendapat dengan batasan bahwa learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction, yang artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, memcocba sesutu sendiri, mendengarkan, dan menginkuti petunjuk. Lalu Nana Sudjana ber pendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan (Faizah 2020).

Penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam diri manusia yang mencapuk aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dilakukan secara sadar dari pengalaman dan latihan-latihan. Hal ini juga menandakan bahwa perubahan tingkah laku sesorang bukan karena sebuah ketidak sengajaan atau spontanitas biasa, akan tetapi karena seseorang sudah mempelajari sesuatu dan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih baik dan luas dari pada sebelumnya.

Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas mencari ilmu, dan ilmu merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Seperti yang sudah diketahui, ayat pertama dari Al-Qur’an mengemukakan pentingnya membaca untuk manusia, yaitu pada surah Al‘alaq ayat 1-5 yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

Turunnya ayat di atas menakankan pada perintah untuk belajar, dengan kata “Iqra” pada pembukaan ayat pertama yang artinya “bacalah”. Hal ini menandakan bahwa Allah SWT memerintahkan umatNya untuk membaca atau mempelajari seuatu demi meningkatkan kulitas dan kuantita diri mereka. Quraisy Shihab bahkan menambahkan dalam tafsirnya bahwa “iqra” berarti menghimpun, yang mana kata mengimpun memiliki banyak arti yaitu menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan sebagainya (Faizah 2020).

Pada proses belajar diharuskan adanya hal perubahan ideal terjadi, menurut Berkson (Manik 2021) harus ada proses transfer (pemindahan) dan transpormasi (perubahan) yang ideal pada keterampilan, pengetahuan, nilai serta moral, dan hal ini terangkum dalam teori belajar. Teori belajar terbagi menjadi 3 yaitu, teori kognitif, humanistik dan behaviour.

Teori kognitif merupakan teori yang mengarahkan manusia atau peserta didik untuk berfikir dan mengembangkan pola pikir demi meningkatkan kemampuan dan kecerdasan intelektual. Selanjutnya teori humanistik, yaitu teori memanusiakan manusia. Teori ini bertujuan untuk menjadikan manusia insan kamil atau manusia seutuhnya dengan penanaman ilmu-ilmu agama, adab-adab yang baik serta akidahakidah yang benar agar dapat mengamalkan ilmu tersebut dan mengajakannya. Terakhir adalah teori behaviour, teori ini sangat sesuai untuk digunakan dalam melatih pengendalian kesadaran diri peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik selalu diarahkan dan dibimbing oleh pendidik dalam memahami pembelajaran dan teori ini diharapkan dapat membuat peserta didik bertanggungjawab semala proses pembelajaran.

Penjelasan-penjelasan yang disertai teori-teori di atas membuktikan bahwa belajar tidak sekedar mengerjakan tugas atau duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan guru. Melainkan harus adanya ciri-ciri tertentu untuk mengatakan bahwa seseorang telah belajar dan mendapat penbelajaran. Ciri-ciri tersebut banyak dikemukakan para ahli (Faizah 2020), dan semua sepakat bahwa seseorang dikatakan belajar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara nyata dan sadar
  2. Adanya perubahan para setiap aspek tingkah laku seseorang yang mana perubahan tersebut bersifat positif, fungsional dan kontinyu
  3. Perubahan tidak terjadi secara instan dan semata-mata karena kedewasaan, melainkan adanya usaha dari pengalaman dan latihan.

Jadi hakikat belajar adalah kegiatan positif yang dilakukan manusia atau peserta didik dengan kesadaran, melalui pengalaman dan latihan, serta bertujuan menimbulkan perubahan yang positif pula dan perubahan tersebut bertahan lama bukan hanya sebuah perubahan sementara. Perubahan positif yang diharapkan meliputi semua aspek pada kehidupan manusia, selain itu perubahan tersebut tidak hanya bermanfaat pada diri sendiri tetapi juga orang lain. Belajar juga tidak hanya dilakukan di dalam kelas, rumah dan lingkungan sekitarpun merupakan tepat belajar. Hal ini lah yang harus diterangkan dengan jelas kepada peserta didik bahwa segala kegiatan yang mereka lakukan apabila ada perubahan positif pada mereka maka artinya mereka telah belajar.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X