Habis Delta Terbitlah Omicron, Awas Euforia Pelonggaran

- Senin, 29 November 2021 | 17:47 WIB
RAZIA MASKER: Pengendara di Banjarmasin dicegat Satpol PP dan diberikan masker gratis saat penerapan PPKM level 4, beberapa bulan lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
RAZIA MASKER: Pengendara di Banjarmasin dicegat Satpol PP dan diberikan masker gratis saat penerapan PPKM level 4, beberapa bulan lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Ketika kehidupan hendak beranjak normal, kita kembali dikejutkan dengan mutasi baru dari virus corona: Omicron atau B.1.1.529.

Dua hari yang lewat, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengkonfirmasi bahwa varian ini harus diwaspadai.

Alasannya, Omicron lebih menular dan menaikkan risiko reinfeksi. Delapan negara telah menemukan kasus Omicron di tengah penduduknya.

Anggota Tim Pakar COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin mengatakan, terjadi kenaikan kasus infeksi hingga delapan kali lipat di Afrika Selatan.

"Indonesia perlu merespons cepat. Tak hanya melarang pelaku perjalanan asal Afrika, tapi juga mengetatkan pintu domestik," ujarnya kemarin (28/11).

Belum ada laporan bahwa Omicron telah memasuki Indonesia. Tapi Muttaqin mengingatkan, ada 150 kabupaten dan kota yang mengalami kenaikan kasus positif pada periode 20-26 November. Jumlahnya sudah mencakup 58 persen dari keseluruhan kasus nasional.

"Omicron ini belum terdeteksi. Jadi kenaikan di 150 daerah itu tak bisa dikaitkan dengan Omicron," tekannya.
"Tapi kita harus waspada karena dua hal: meningkatnya mobilitas penduduk dan menurunnnya kesadaran prokes," tambahnya.

Dari 150 daerah itu, Banjarmasin memang tak termasuk. "Ada kenaikan, tapi sedikit," sebutnya.

Dia berharap, pemko tetap menjaga 3T (testing, tracing dan treatment). "Termasuk vaksinasi. Karena masyarakat sudah bereuforia dengan pelonggaran," lanjutnya.

Sebagai gambaran, ibu kota Kalimantan Selatan ini kewalahan ketika menghadapi varian Delta.

Dinas Kesehatan Banjarmasin mencatat, pada bulan Juli saja, tercatat 2.635 kasus.

"Paling banyak ditemukan di Banjarmasin Barat," ungkap Kepala Dinkes Banjarmasin, Machli Riyadi, kemarin.

"Syukur, setelah itu terus melandai. Per tanggal 27 November, ada tujuh kasus aktif. Enam orang isolasi mandiri di rumah dan satu orang dirawat di rumah sakit," rincinya.

Menurutnya, ini berkat vaksinasi yang massif. "Walaupun cakupannya belum bisa membentuk herd immunity," jelasnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X