Banjir Rendam Sebagian Wilayah Hulu Sungai

- Senin, 29 November 2021 | 18:09 WIB
HAMPIR SETINGGI SPANDUK: Warga Desa Haruyan Seberang mencoba melintasi banjir yang melanda desa mereka, Minggu (28/11). | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN
HAMPIR SETINGGI SPANDUK: Warga Desa Haruyan Seberang mencoba melintasi banjir yang melanda desa mereka, Minggu (28/11). | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BARABAI- November tahun ini menjadi bulan yang kelam bagi warga Hulu Sungai Tengah. Dalam dua minggu wilayah ini kebanjiran sebanyak empat kali!

HST memang wilayah yang rawan banjir. Dalam banjir kemarin misalnya, empat sungai di wilayah ini melupa sekaligus: Sungai Batang Alai, Sungai Hantakan, Sungai Haruyan dan Sungai Barabai. Desa-desa yang berada di bantaran sungai pun terendam. Aktivitas masyarakat lumpuh.

"Hujan mengguyur dari jam 02.00 Wita sampai jam 06.00 Wita pagi. Tilam habis, terendam banjir," kata Herliansyah, Ketua RT di Desa Haruyan Seberang. Ketinggian air di sini mencapai pinggang dan dada orang dewasa.

Dia mengatakan ada 400 an jiwa yang terdampak. Mereka mengungsi di Masjid Mujahidin Haruyan Seberang dan membuat dapur darurat di sana. Herliansyah menyebut sejauh ini pemerintah hanya mendata tapi tidak memberi bantuan.

Komitmen pemerintah menangani banjir di HST sekali lagi dikeluhkan. Herliansyah menyebut pihaknya sebelumnya sudah meginformsikan kepada pemerintah bahwa ada penyempitan Sungai Haruyan Dayak. pemerintah dituntut untuk melakukan pelebaran sungai. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya. "Kita tidak tahu alasannya apa. Padahal Wakil bupati langsung yang menyuruh (menyerahkan proposal)," ucapnya.

Warga Desa Patikalain di bagian lain HST juga merana karena banjir. Wilayah yang masuk Kecamatan Hantakan ini terisolir lantaran jembatan darurat menuju desa itu lagi-lagi putus. Akses jalan di beberapa desa juga tertimbun longsor.

Sementara itu, kondisi di pusat kota Barabai tak jauh berebda. Kawasan ini terendam air dengan ketinggian bervariasi. Paling dalam di atas lutut orang dewasa. Titik yang terendam antara lain di Jalan Kemasan, Jalan Ulama, Jalan Hevea, Jalan Perwira, dan Jalan Brigjen Hasan Basry. Air sempat meluber hingga ke atas halaman kantor Bupati HST.

Walaupun sudah diterpa bencana banjir berkali-kali dalam rentang dua pekan, pemerintah Hulu Sungai Tengah belum menaikkan level status bencana menjadi tanggap darurat. Sampai kemarin HST masih berada di level Siaga 1.

"Kalau kita bikin statusnya tanggap darurat kita belum sanggup, karena bebannya (anggaran) terlalu berat. Indikator lainnya karena HST belum lumpuh, listrik masih hidup," kata Pj Sekda HST, Muhammad Yani kemarin. Dia mengatakan penanganan bencana ini memakai dana darurat di BPKAD.

***

Tak hanya HST, daerah tetangganya juga kerepotan dengan banjir. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sejak dua hari terakhir terdampak luapan Sungai Amandit.

Akibatnya sejumlah ruas jalan dan rumah warga tergenang air. Beberapa daerah yang terendam adalah Kecamatan Padang Batung, dan Kandangan serta Kecamatan Loksado. Di Loksado, tanah longsor sempat menutup akses jalan. Meluapnya Sungai Amandit bahkan nyaris menenggelamkan bangunan Graha Wisata Amandit.

Dari pantauan, luapan Sungai Amandit juga membuat perkantoran di Jalan Singakarsa, Kandangan terendam. Halaman Kantor KPU HSS, Dinas Pertanian dan halaman rumah dinas Ketua DPRD, Akhmad Fahmi menjadi kolam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten HSS Syamsudin mengatakan sudah mendirikan posko siaga bencana untuk penanganan banjir dan tanah longsor di kawasan Lapangan Lambung Mangkurat, Kandangan.

“Ada empat lokasi disiapkan untuk evakuasi warga, posko induk di Lapangan Lambung Mangkurat, Pasar Los Batu Kandangan lantai dua, GOS Kandangan dan panti asuhan budi bakti,” ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X