Heboh, Siswa Difabel Disuruh Menyumbang

- Selasa, 30 November 2021 | 08:27 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina milik Pemprov Kalsel kini sedang ramai. Sejumlah orang tua siswa mengeluhkan adanya permintaan sumbangan konsumsi dari pihak sekolah untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021.

Permintaan sumbangan tersebut disampaikan melalui surat edaran (SE) perihal permintaan partisipasi orang tua/wali murid dalam kegiatan Hari Disabilitas 2021 yang ditandatangani Kepala SLB-C Negeri Pembina Rosita Sari tanggal 25 November 2021.

Salah seorang wali murid yang namanya enggan dikorankan mengatakan, banyak yang keberatan dengan sumbangan konsumsi lantaran tahun-tahun sebelumnya tidak pernah. "Baru kali ini, jadi banyak yang keberatan," katanya.

Apalagi ujar dia, setiap jenjang kelas diminta masing-masing minimal menyumbang 60 porsi makanan dan minuman dalam kemasan siap makan. "Menu yang mau disumbangkan diminta memilih, boleh sate dan lontong,ayam goreng, ayam balado, soto ayam, bubur ayam dan lain-lain," ujarnya.

Di sisi lain, orang tua siswa lainnya menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir banyak keluhan di SLB di Jalan A Yani, Km 20, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru tersebut. "Salah satunya, sekarang baju sekolah juga kami beli ke sekolah dengan harga yang cukup mahal sampai Rp380 ribu. Padahal sebelumnya gratis," tambahnya.

Selain itu, dia menuturkan, saat ini tidak ada lagi uang yang diterima siswa sebesar Rp1, 5 juta untuk makanan bergizi. "Jadi kalau ada sumbangan konsumsi untuk hari disabilitas, saya pribadi juga keberatan," tuturnya.

Saat dikonfirmasi terkait keluhan para orang tua, Kepala SLB-C Negeri Pembina Rosita Sari menjelaskan bahwa surat edaran yang dia keluarkan perihal permintaan konsumsi baru sebatas pemberitahuan. "Pemberitahuan ini untuk bahan tanya jawab para orang tua dalam rapat hari Kamis (2/12) nanti," jelasnya.

Dalam rapat nanti, dia mengungkapkan, pihaknya akan melihat kemampuan orang tua yang bisa menyumbang konsumsi. "Jadi tidak ada paksaan," ungkapnya.

Namun melihat event yang sama pada 2018, Rosita menyampaikan, para orang tua terlihat antusias menyumbang. Serta sangat menikmati kegiatan memasak yang saat itu digelar dalam rangka Hari Disabilitas Internasional juga. "Sehingga, tahun ini ingin kami gelar lagi untuk mengulang keharmonisan. Jadi tidak ada paksaan," ucapnya.

Lalu kenapa meminta sumbangan konsumsi ke orang tua? Rosita mengatakan, biasanya setiap kegiatan dalam satu siswa akan membawa beberapa keluarga, seperti adik dan ibunya. Sehingga perlu dana cukup besar. "Tidak mungkin sekolah yang menanggung," katanya.

Sementara itu, ihwal pembayaran baju, dia menjelaskan, selama pandemi Covid-19 sekolah tidak lagi menerima bantuan belajar yang biasanya digunakan untuk menanggung keperluan seragam siswa, buku, topi, sepatu dan lain-lain. Sehingga, keperluan itu sekarang dibebankan ke orang tua. "Sedangkan dana dari BOS juga tidak bisa kita gunakan untuk itu," pungkasnya.

KELUHAN ORANG TUA KE SEKOLAH SLB PEMPROV

- Merayakan Hari Disabilitas, setiap siswa disuruh menyumbang 60 porsi makanan dan minuman.

- Baju sejolah mulai beli dengan harga mahal, sebesar Rp 380.000

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Kabur, Orang Suruhan Diringkus

Rabu, 17 April 2024 | 09:34 WIB
X