Ketakutan Menghantui Orang Tua, Kalsel Tak Masuk Syarat Vaksinasi Anak

- Rabu, 15 Desember 2021 | 11:12 WIB
Foto hanya ilustrasi
Foto hanya ilustrasi

BANJARMASIN - Kalsel belum termasuk provinsi yang mendapat jatah suntikan vaksinasi anak yang dimulai secara nasional sejak kemarin. Namun, kabar vaksinasi anak ini mendapat tanggapan beragam dari orang tua.

Masniah, warga Banjarmasin mengatakan belum berani menyuntikkan vaksin Covid-19 di tubuh sang anak. Dia punya trauma saat divaksin dulu sempat meriang dua hari. “Takutnya anak saya tak bisa menahan dampaknya. Kasihan dia masih kecil,” tuturnya kemarin.

Dia mengatakan efek dari suntikan akan membuat anaknya sakit. “Saya menunggu orang banyak dulu. Kalau lebih dulu, sepertinya nanti saja,” kata Niah.

Hal yang sama dituturkan Fuad, ayah dua orang anak ini juga mengaku belum berani memberi vaksin Covid-19 kepada anaknya. Alasannya adalah, dia tak ingin sang anak sakit usai divaksin. “Anak saya baru berusia 6 tahun, belum cukup kuat daya tahannya menanggung sakit. Ujung-ujungnya manti malah dia sakit,” ujarnya memberi alasan.

Menurutnya, vaksin untuk anak cukup bagus demi menguatkan anti bodi sang anak terhadap Covid-19. Namun sebutnya, anak di usia yang masih kecil belum tentu bisa menahan efeknya setelah divaksin.

Pendapat berbeda disampaikan warga lain, Ikhsan. Dia begitu antusias ingin memberikan vaksin Covid-19 kepada sang anak yang sudah berusia 10 tahun. Salah satu alasannya adalah, dia sudah ingin sekali sang anak masuk sekolah seperti sebelum pandemi.

Menurutnya, tanpa dilakukan vaksinasi untuk sasaran anak, sekolah tatap muka tak akan kembali normal seperti sedia kala. “Memang ada rasa takut. Tapi dia (anak) sudah besar juga. Insya Allah kuat saja menahan sakit sementara,” ucapnya kemarin.

Dia tak memungkiri, efek pasca divaksin akan membuat badan lemas dan meriang. Namun, dia yakin, pemerintah sudah matang persiapannya untuk menyuntikkan vaksin covid kepada anak. “Nanti saya juga akan siapkan obat penurun demam lebih dulu,” imbuhnya.

Tanggapan beragam juga disampaikan anak soal rencana vaksinasi ini. Seperti yang dituturkan Heri, dia mengaku takut dengan jarum dan tak berani disuntik. “Kada wani (takut), melihat jarum suntik saja ulun (saya) lari,” tutur Heri yang berusia 8 tahun ini.

Dikatakannya, dia sendiri takut terinfeksi Covid-19 yang banyak membawa kematian. Namun di sisi lain sebutnya, ketakutan terhadap jarum suntik membuatnya enggan divaksin. “Kalau ada obat saja, biar diminum langsung. Kalau disuntik takut,” ucapnya.

Berbeda dengan Rizki (9 tahun), dia yang ingin sekali masuk sekolah dan bisa jalan-jalan, ingin sekali divaksin seperti orang tuanya. “Supaya bisa seperti dulu lagi sebelum corona,” ucapnya.

Ditanya apakah tak takut? Dia mengatakan disuntik imunisasi di sekolah lalu, juga pernah diikutinya. “Tak sakit. Sama seperti digigit semut. Yang penting nanti bisa sekolah dan jalan-jalan lagi,” katanya.

Pelaksanaan vaksinasi anak di Kalsel sendiri belum ada titik terang. Bagaimana tidak, cakupan vaksinasi pertama dan lansia masih belum tercapai dari yang disyaratkan Kemenkes. Vaksinasi anak bisa dilaksanakan jika cakupan vaksin pertama sudah 70 persen dan lansia 60 persen.

Di Kalsel baru tiga daerah yang sudah 70 persen untuk cakupan vaksin pertama. Yakni Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Sementara, cakupan lansia masih dibawah 60 persen. Hanya Tanah Bumbu yang mendekati, persentasenya 57,52 persen.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X