Kontraktor Disebut Punya Track Record Buruk

- Kamis, 16 Desember 2021 | 11:26 WIB
HANCUR: Proyek rehabilitasi ruas jalan di Liang Anggang-Bati-bati yang mendapat sorotan dari banyak pihak karena dikerjakan serampangan. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
HANCUR: Proyek rehabilitasi ruas jalan di Liang Anggang-Bati-bati yang mendapat sorotan dari banyak pihak karena dikerjakan serampangan. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Amburadulnya pengerjaan proyek rehabilitasi ruas jalan di Liang Anggang-Bati-bati mendapat sorotan keras dari Ketua Ikatan Pensiunan Pekerjaan Umum (IPPU) Kalsel, Martinus.

Menurutnya, metode pengerjaan yang digunakan kontraktor pelaksana keliru. Sebab, dari awal kontraktor sudah menutup kedua akses jalan tersebut. Hasilnya parah: jalan hancur karena progres pengerjaan dan pengendara susah lewat.

"Seharusnya tidak boleh menutup jalan, karena ruas ini dilewati dan trafficnya pun tinggi karena jalan lintas daerah. Harusnya sebelah-sebelah dulu, apalagi pas musim hujan begini," kritik mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel ini.

Ditutupnya jalan dan diarahkan ke jalur alternatif lain ujar Martinus juga berisiko. Sebab, jalur alternatif belum tentu mampu menahan beban traffic yang tinggi.

"Jalan yang lain itu belum tentu kemampuannya sama dengan jalan nasional, khususnya dikemampuan menerima beban atau bobot yang lewat. Bahayanya, bisa jadi jalan alternatifnya malah rusak," sorotnya.

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa kemungkinan besar ada kesalahan pada metode pelaksanaannya. Yang mana salah satunya kata Martinus yakni di bagian kiri kanan jalan tak dibuatkan lubang atau jalur air.

"Ini harusnya bisa diprediksi bahwa pengerjaan akan dilakukan di musim penghujan. Nah lubang atau jalur air di kiri kanan itu sangat penting agar air tidak mengendap. Yang saya lihat kiri kanannya malah ditutup," nilainya.

Pengerjaan jalan ini ujar Martinus sebenarnya juga memang berisiko sejak awal. Karena menurut pengalamannya, pihak yang terlibat sebagai kontraktor pelaksana ini tergolong punya catatan yang kurang baik.

Saat menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel lalu, kontraktor yang sama juga jadi sorotan. Saat itu ada keterlambatan pengerjaan jalan di wilayah Hulu Sungai Selatan.

"Ini kan pihaknya atau orangnya sama. Dulu sewaktu di Kandangan ketika pengerjaan jalan Lingkar Kandangan juga jadi catatan. Selain itu, pengerjaan jalan Mataraman Sungai Ulin juga lambat, nah harusnya kan ini jadi pertimbangan untuk memilih kontraktor pelaksananya," bebernya

Dengan metode yang keliru seperti di ruas Liang Anggang-Bati-bati, kerugian yang ditanggung tak ternilai. Tak hanya sosial ekonomi warga yang terdampak, juga percepatan penanganan banjir di kawasan itu.

"Kalau saya lihat jika masih bersikeras dengan metode yang ada ini tak akan terkejar akhir tahun ini, karena itu belum pengaspalan. Nah semakin lama atau molor kan yang terdampak warga disana," katanya.

Ia sendiri mendorong agar pihak Balai Jalan maupun Pemerintah Provinsi untuk melalukan evaluasi tegas. Setidaknya mempertimbangkan kembali kontraktor yang punya track record kurang baik dalam pengerjaan infrastruktur.

"Memang secara aturan masih bisa pengerjaan di masa denda, tapi kalau tidak ada progres yang signifikan saya pikir bisa saja diputus dan dibuka lelang lagi untuk merampungkan sisa pengerjaannya," pungkasnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X