Jalan Hasanuddin HM boleh disebut sebagai sisi kota tua dari Banjarmasin. Anak-anak muda mengubahnya menjadi wadah tongkrongan yang nyaman.
- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin
Rabu (15/12) malam, gang kecil yang dijuluki Kota Lama itu tampak ramai. Muda-mudi terus berdatangan.
Mereka bercengkerama, mencuil kudapan, menyesap bergelas-gelas kopi.
Buka sejak jam 8 pagi sampai jam 12 malam, total di sini sudah ada sepuluh kedai. Bandingkan, tahun 2019 lalu hanya ada satu kedai.
Pelopornya adalah kedai kopi bernama 'Kota Lama Koffie'. Setahun kemudian, disusul kedai roti bernama 'Kedai Roti Terang' dan kedai kuliner bernama 'Kongsi'.
Tahun 2020, Radar Banjarmasin mewawancara almarhum Antonio Merari Lenda alias Nyonyo. Ia manajer Kota Lama Koffie. Sepeninggal Nyonyo, posisi manajer beralih kepada Redy.
Kala itu, Nyonyo bercerita, kawasan ini hanya diisi gudang dan perkantoran. Pada malam hari, gelap dan horor.
Tapi kawasan itu disukai anak-anak muda untuk latar pemotretan karena kesannya yang antik.
Tahun 2017, dimulai dari survei. Tapi kedai itu baru benar-benar dibuka dua tahun kemudian. "Saya tak menduga, ketika dibuka, pengunjung yang datang selalu bertambah," tuturnya.
Kini, mimpi Nyonyo telah menjadi kenyataan.
Manajer Kedai Roti Terang, Bayu Indra Aditya mengatakan, kehadiran kedai-kedai baru telah memberikan warna. "Melebihi ekspektasi kami," tutur Bayu, Rabu (15/12) malam.
Menurutnya, ini berkat kerja keras para pengusaha muda di sana. "Konsep tentang kota lama ini tak ingin kami ubah lebih jauh. Makanya hampir semua tenant tak mengubah banyak bentuk bangunannya," jelasnya.
"Sekarang, kami berharap bisa mencakup pasar lebih luas, pelanggan yang lebih banyak," tambahnya.
"Saat ini kami juga memproses pembentukan paguyuban. Sebagai wadah silaturahmi dengan pemerintah," lanjutnya.
Malam itu pula, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina datang untuk meresmikan gerbang dan prasasti. Akhirnya, pemko melirik kota lama. Kawasan ini akan dimasukkan dalam daftar kunjungan wisata. Diberi nama 'Bandarmasih Tempo Doeloe'.
"Belum lengkap rasanya bila ke Banjarmasin tanpa mampir kemari," ungkapnya.
Kembali pada Bayu, diceritakannya, tim wali kota mulai menjalin komunikasi dengan pengusaha di kota lama sejak pertengahan tahun tadi.
"Setahu saya, ini termasuk deretan ruko-ruko pertama yang dibangun di Banjarmasin. Menjadi pusat perdagangan, tapi kemudian sempat mati suri," jelasnya.
Disinggung terkait sumbangsih pemko, Ibnu mengatakan bakal ada penataan. Dari lahan parkir, gerbang, dan plang nama yang dibantu dari program CSR PDAM Bandarmasih. "Soal stimulus, memang belum ada," akunya.
Berikutnya, Ibnu berjanji pemko akan membenahi drainase dan pedestrian di sana. "Dan yang paling mendesak menjaga keamanannya," tutupnya.
Menunggu Inisiatif Pedagang
Lantas, bagaimana dengan Kawasan Wisata Mandiri (KWM) yang jaraknya hanya selemparan batu dari Bandarmasih Tempo Doeloe?
Padahal, lokasinya strategis. Langsung menghadap ke Sungai Martapura dan maskot Patung Bekantan.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku juga ingin membenahinya. "Kalau kawasan ini (Bandarmasih Tempo Doeloe) sudah berkembang, mari kita tata lagi yang di sebelah," ujarnya.
Ia menyatakan kesiapan pemko bekerja sama dengan pengusaha.
Tapi, diakuinya tak mudah untuk membenahi KWM. Dia berharap ada inisiatif dari pedagang untuk memicunya.
"Pedagang di sana sudah ada yang bubar. Sebagian juga ada yang tinggal di situ. Jadi harus pelan-pelan kalau mau menatanya. Saya kira kalau ada inisiatif akan lebih mudah," jelasnya.
"Tinggal pemerintah nanti yang membantu. Kami bisa carikan dana CSR yang ingin berpartisipasi," tutupnya. (at/fud)