Polemik SDN Teluk Dalam 7: Kepsek Beralasan Ketiadaan Dana

- Kamis, 23 Desember 2021 | 14:23 WIB
DIPERSOALKAN: Kondisi pembangunan lapangan di Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, yang hingga kini tak kunjung rampung.
DIPERSOALKAN: Kondisi pembangunan lapangan di Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, yang hingga kini tak kunjung rampung.

BANJARMASIN - Pihak Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin angkat bicara terkait adanya protes warga yang mengatasnamakan paguyuban orang tua siswa di SD tersebut.

Seperti diketahui, belum lama tadi, mereka mengeluarkan unek-unek. Warga menuntut, agar pembangunan fasilitas penunjang di SD tersebut segera diselesaikan. Ambil contoh, perbaikan halaman sekolah.

Alasan warga, karena sejak tahun 2019 lalu, perbaikan lapangan tak kunjung rampung. Warga menganggap pengerjaannya seperti asal-asalan.

Di sisi lain, warga juga menilai, semenjak dipimpin kepala sekolah (Kepsek) yang baru, fasilitas penunjang SD tersebut terkesan tak lagi diperhatikan. Masukan warga setempat, juga orang tua murid, bahkan tak diindahkan. Misalnya, masukan soal perbaikan lapangan yang tak kunjung rampung, hingga akhirnya ditumbuhi tanaman liar, dan terkesan terbengkalai.

Alhasil, selain dianggap bisa membahayakan murid SD, kondisi lapangan juga tak lagi bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

Kepada Radar Banjarmasin, Kepala SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin Yuni Chandra menuturkan, tak kunjung selesainya pembangunan fasilitas penunjang itu lantaran ketiadaan dana.

"Lapangan yang perlu dibenahi itu ukurannya 600 meter persegi. Biaya yang diperlukan tidak sedikit," ungkapnya, Selasa (21/12).

Menurut Yuni, dari dana bantuan yang ada, pihaknya sementara ini hanya bisa membangun siring.

Pembangunannya sendiri sudah dibicarakan ke konsultan bangunan. "Mengapa dibikin siring, agar menjadi pembatas, sehingga material pembangunan yang ada sekarang tidak hanyut ketika terbawa genangan air," ucapnya.

Dijelaskan Yuni, dana yang diperoleh pihaknya, merupakan bantuan dari sejumlah perusahaan yang diserahi proposal bantuan. Adanya proposal itu, menurutnya, telah sepengetahuan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin.

"Karena beberapa waktu lalu, Wali Kota Banjarmasin pernah ke sini. Beliau mengapresiasi program pemilahan sampah yang kami lakukan. Dalam kesempatan itu, kami meminta bantuan dana untuk pembangunan. Diusulkan melalui proposal ke instansi terkait," jelasnya.

Namun, lanjut dia, dana bantuan yang masuk di sekolah tak sampai Rp 50 juta. Untuk pembangunan siring saja, sudah menghabiskan biaya Rp 15 juta.

Disinggung adanya protes warga yang menyatakan belum selesai fasilitas yang satu, pihak sekolah justru melakukan pembangun fasilitas lain, Yuni juga memberikan jawaban.

Menurut dia, dana yang digunakan untuk pembangunan fasilitas lain itu tidak melulu dana dari hasil proposal. Tapi juga ada dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X