BANJARMASIN - Sempat terkendala karena pembebasan lahan, pembangunan Jembatan Sungai Martapura atau yang dikenal dengan sebutan Jembatan Kembar kini sudah tuntas. Jembatan ini adalah akses vital menuju Hulu Sungai atau Banua Anam ke Banjarmasin atau sebaliknya.
“Kami sempat kerepotan menyelesaikan pekerjaan. Karena pembebasan lahan tak tuntas. Padahal kontrak kerja tinggal hitungan bulan,” kata Bambang Raharmadi, pejabat di Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Kalsel kemarin.
Bagaimana tidak, sampai akhir Oktober lalu, sekitar 60 meter di bagian oprit jembatan tak kunjung beres. Pihaknya kala itu hanya bisa menunggu pemkab menyelesaikannya. “Syukurnya, sekitar awal November lahan sudah clear and clean. Kami pun bisa tancap gas lagi,” ucapnya.
Meski bukan kesatuan dari pekerjaan fisik jembatan, pekerjaan oprit ini sempat membuat pihaknya keteteran. Pasalnya, konsentrasi pekerjaan terbagi-bagi. “Kami tak mungkin menyelesaikan jembatannya saja. Pekerja juga terbatas. Untungnya bisa teratasi,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Jembatan Sungai Martapura ini sebelumnya mengalami penurunan nilai struktur konstruksi. Bahkan jembatan yang dulunya menggunakan rangka Callender Hamilton (CH) itu, terjadi keretakan pada ujung opritnya. “Sekarang diganti dengan model girder beton yang membuat jembatan semakin kokoh,” kata Bambang.
Meski sudah selesai. Mereka masih menyisakan satu pekerjaan rumah lagi. Yakni perbaikan di bagian jalur kanan menuju Hulu Sungai. Jembatan ini memiliki panjang 33,6 meter dengan lebar 10,5 meter. “Kalau sebelahnya tahun depan. Saat ini sudah mulai tahap lelang,” bebernya.
Untuk pembangunan jembatan sisi kanan ini pihaknya sudah menyiapkak pagu anggaran sekitar Rp24 miliar. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan sebelah kiri. Di mana pada pekerjaan jembatan yang selesai ini hanya menelan anggaran sebesar Rp15 miliar lebih.
Dana yang berasal dari APBN TA 2020/2021 itu digunakan bukan hanya untuk penggantian jembatan dengan Girder Beton saja. Namun juga untuk pelebaran oprit arah Hulu Sungai dan arah Martapura yang sebelumnya menyempit. “Jembatan tahap dua lebih panjang. Kami tunggu penawaran dulu. Kontraknya pun tak lagi multi years, tapi satu tahun anggaran dan kami harap Maret tahun depan sudah terkontrak,” harapnya.
Di sisi lain, Jumadi, sopir travel tujuan Banua Anam mengaku bersyukur jembatan ini sudah nyaman dilintasi. Apalagi sebutnya, sebelum diperbaiki sekarang, kondisi jembatan mengkhawatirkan. (mof/by/ran)