Jumlah Pecandu Diklaim Turun, Namun Narkoba Jenis Baru Terpantau Masuk Banjarbaru

- Jumat, 24 Desember 2021 | 20:18 WIB
UNGKAPKAN DATA: Kepala BNN Kota Banjarbaru, AKBP Agus Lukito (tengah) memaparkan data-data terkait kasus narkotika di Banjarbaru sepanjang tahun 2021. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
UNGKAPKAN DATA: Kepala BNN Kota Banjarbaru, AKBP Agus Lukito (tengah) memaparkan data-data terkait kasus narkotika di Banjarbaru sepanjang tahun 2021. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Kota Banjarbaru mengklaim jumlah pecandu narkotika di Banjarbaru mengalami penurunan di tahun 2021 ini.

Kemarin (23/12), Kepala BNNK Banjarbaru, AKBP Agus Lukito mengurai sejumlah data dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Yang mana, salah satunya adanya penurunan kasus dibanding tahun sebelumnya.

"Dibanding tahun 2020 ada penurunan kasus yang kita tangani. Kasus ini maksudnya adalah jumlah pasien rehabilitasi di BNNK Banjarbaru. Tahun ini ada 60 pasien, sedangkan tahun sebelumnya ada 84 pasien, kalau dibanding 2019 malah lebih turun karena di 2019 lebih dari 100 pasien," katanya.

Penurunan ini kata Agus tentunya patut disyukuri. Namun, ia juga melihat bahwa penurunan tetap harus jadi atensi. Sebab, faktor penurunan ini katanya tak bisa ujug-ujug divonis bahwa peredaran narkotika di Kota Banjarbaru instan berkurang drastis.

"Pertama-tama kita berharap ini mudah-mudahan bisa terus menurun. Namun, ada beberapa faktor lain penurunan ini, semisal ada yang tidak berani melapor ke kita atau juga situasi pandemi yang membuat mobilitas terbatas," jelasnya.

Kendati menurun, namun ancaman narkoba di tahun ini masih banyak menyasar usia-usia remaja produktif. Tercatat, remaja yang usianya baru lulus atau tamat SLTA/Sederajat adalah kategori pecandu terbanyak. Angkanya nyaris 50 persen.

"Kebanyakan mereka ini tamatan SLTA/Sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya, dalam hal ini semisal kuliah. Mereka ini gampang terpengaruh, misalkan anak nongkrong dan tentunya juga minim pengawasan keluarga," katanya.

Dengan tren tersebut, peran keluarga tegas Agus sangat vital dalam mencegah remaja-remaja terjerumus narkotika. Mengingat, benteng paling dekat dan kuat itu sebenarnya ujar Agus berada di lingkungan keluarga.

"Kita juga ada membentuk kawan sebaya, jadi maksudnya mereka-mereka ini dengan cara-cara atau bahasa-bahasa seusianya bisa mengajak temannya untuk tidak terjerumus kesana," tambahnya.

Lantas, narkotika jenis apa sebenarnya yang masih mendominasi beredar di Banjarbaru sepanjang tahun 2021? Agus menjawab bahwa sabu-sabu masih jadi mayoritas yang digunakan pecandu.

"Sabu-sabu masih tertinggi, angka 72 persen dibanding yang lainnya. Tahun ini untuk ekstasi malah tidak ada kita temui untuk yang kita tangani, mungkin efek dari kebijakan PPKM yang tidak memperbolehkan THM beroperasi," katanya.

Menariknya, tahun ini BNNK Banjarbaru menemui satu jenis narkotika baru. Jenis ini disebut sebagai Tembakau Gorilla. Sepanjang 2021, ada satu pasien pengguna narkotika ini yang ditangani oleh BNNK Banjarbaru.

"Sebenarnya ini bukan jenis baru, namun untuk di Banjarbaru dan tahun 2021 ini kita ada menangani satu kasus. Dari informasinya, yang bersangkutan dapat barang ini dengan memesan lewat online," tuntasnya. (rvn/ij/bin)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X