BANJARMASIN - Sempat menjadi jalur neraka karena kondisinya yang rusak parah pasca diterjang banjir awal tahun tadi, perlahan Jalan Gubernur Syarkawani mulai tertangani. Bahkan, sebagian ruas jalan lingkar utara ini sudah teraspal mulus.
Pada pertengahan tahun tadi, ruas jalan ini membuat sopir menderita. Banyak yang rela nginap di jalan karena susah melintas. Kemacetan pun kerap terjadi. Kala itu tak ada jalan alternatif lain karena Jembatan Alalak belum selesai dikerjakan.
Jalan alternatif yang ada hanya melalui jalan tambang. Itu pun kondisinya tak lebih baik. Untungnya saat itu pihak ketiga menyediakan penyeberangan sungai dengan kapal LCT. Namun, para sopir harus menyediakan biaya lebih untuk bayar feri penyeberangan ini.
Seiring Jembatan Alalak selesai, kemacetan di Jalan Lingkar Utara pun tak terjadi lagi. Praktis membuat jalan ini mudah diperbaiki. “Memang kendalanya masih cuaca. Tapi pelan-pelan bisa kami perbaiki,” kata pejabat di Pelaksana Jalan Nasional II Kalsel, Bambang Raharmadi, kemarin.
Paket pekerjaan jalan ini meliputi Jalan Simpang Handil Bakti sampai Km 17 (By Pass Banjarmasin, dengan panjang mencapai 27 Km. Menelan anggaran sebesar Rp174 miliar, pekerjaan ini harus sudah selesai akhir tahun 2022 mendatang. Proyek ini dikerjakan oleh WIKA-PANDJI, KSO selaku kontraktor. Penyedia jasa yang sama pekerjaan Jembatan Alalak I.
Dijelaskan Bambang, ruas jalan ini dikerjakan dengan model pekerjaan penguatan tanah lunak lebih dulu. Usai penguatan tanah dasar dengan cerucuk, lalu dilakukan pelapisan geotekstil sebelum pengaspalan. Tak hanya itu, untuk menghindari jalan rusak karena kebanjiran, di beberapa titik dibuat cross drain atau saluran drainase di bawah jalan.
Ruas-ruas yang telah ditangani hingga saat ini adalah pekerjaan rekonstruksi jalan sepanjang 2,8 kilometer yang sudah dilaksanakan pekerjaan CTRB (Cement Treated Recycle Base) dan pengaspalan. Selain itu sudah dilakikan peningkatan badan jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur sepanjang 2 Km, serta pelebaran badan sepanjang 3 Km yang juga sudah dilaksanakan pengaspalan. “Kami ingin jalan ini tak lagi rusak seperti dulu, jalan ini menjadi jalur vital, agar angkutan berat tak masuk ke dalam kota,” ujar Bambang.
Kendala cuaca atau curah hujan yang cukup tinggi sedikit menghambat proses pelaksanaan pekerjaan. Namun, pihaknya optimis kontraktor dapat menyelesaikan paket pekerjaan ini tahun depan. “Jalan ini harus tuntas cepat sesuai mutu pekerjaan. Agar nantinya jalan nasional ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung kelancaran transportasi dari Kalsel ke Kalteng, maupun sebaliknya,” imbuhnya.
Penanganan ruas jalan ini sendiri sudah dilakukan sejak lama. Beberapa lobang sudah ditutup dengan aspal baru. Namun, banjir yang terjadi awal tahun tadi membuat jalan rusak, bahkan semakin parah. Ada 7 titik yang rusak parah karena banjir tersebut.
Jalan lingkar utara ketika panas berdebu, ketika hujan menjadi bubur. Sangat membahayakan pengendara ketika malam hari. “Untungnya Jembatan Alalak sudah tuntas. Saya bisa lewat sana. Tapi sebaiknya segera tuntas agar tak jauh memutar dan meminimalisir kecelakaan di dalam kota,” tutur Mahdi, sopir angkutan bahan pokok tujuan Palangka, Kalteng ini. (mof/by/ran)