Di Kalsel, Kasus HIV/AIDS Meningkat di Tengah Pandemi, Komisinya Lama Mati Suri

- Selasa, 28 Desember 2021 | 18:17 WIB

Antara Januari sampai September, tercatat 3.360 kasus HIV/AIDS di Kalsel. Banjarmasin menjadi penyumbang terbanyak.

****

BANJARMASIN - Data itu dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kalsel di Dinas Kesehatan Banjarmasin, (27/12). Rinciannya, 1.816 penderita HIV dan 1.544 penderita AIDS. Dibandingkan tahun 2020 lalu, terjadi kenaikan 405 kasus. Tahun itu total tercatat 2.955 kasus.

Sekretaris KPA Kalsel, Mursalin menjelaskan, mayoritas penularan masih dipicu hubungan seks. Persentasenya mencapai 95 persen.

Mirisnya, didominasi usia produktif. Kisaran usia 20 sampai 30 tahun. Mursalin pun menyarankan, jika pemko ingin bertindak, maka faktor hubungan seks itulah yang harus diperhatikan.

"HIV mesti ditemukan sedini mungkin. Karena gejalanya baru dirasakan atau muncul setelah tiga empat tahun tertular. Jadi harus cepat ditemukan dan diobati," ujarnya.

"Jangan sampai perjalanan penyakitnya sudah jauh, baru ketahuan. Sudah timbul gejala, macam-macam penyakit muncul, kan terlambat," tambahnya.

Dia meminta pemda serius dalam menangani virus mematikan ini. Lebih-lebih, cakupan tes HIV di Kalsel masih rendah.

Ditanya mengapa, dia menyebut, kebanyakan merasa malu untuk menjalani tes. "Harus diberikan pengertian, apabila merasa berisiko, sebaiknya langsung tes," jawabnya.

Jangan-jangan, data yang ada diperoleh dari warga yang sukarela mengetes diri. Mursalin membantahnya. Menurutnya, banyak pula kasus-kasus yang merupakan hasil pelacakan. "Kami jemput bola. Seperti ke lapas dan tempat hiburan malam," tukasnya.

Dalih lainnya, KPA tak ingin melanggar HAM. "Kalau warga tak mau dites, kami tak bisa memaksa," lanjutnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina berjanji akan kembali mengaktifkan KPA tingkat kota. Rupanya, komisi ini sudah lama mati suri. Tepatnya sejak 2017 lalu.

"Tahun 2022, kami sudah komitmen, bakal ada dukungan anggaran. Memang ini tugas yang berat," ujarnya. Diakuinya, Banjarmasin berkontribusi 40 persen terhadap total kasus di Kalsel.

"Selama ini kasus HIV seolah tertutupi pandemi COVID-19," keluhnya. "Dua tahun ini berjibaku menangani corona. Kasus penyakit menular lainnya seharusnya juga diperhatikan. HIV harus segera ditangani," lanjutnya.

Soal penyebab, Ibnu menyebut keluarga sebagai kuncinya. Anak-anak tak boleh kehilangan figur orang tua. Hingga mudah terbawa pergaulan bebas ketika beranjak dewasa. "Saya kira yang paling penting adalah pencegahan. Edukasi bisa melalui tokoh masyarakat dan pemuda. Isi kampanyenya bahwa HIV/AIDS bukan aib," tutupnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X