BANJARMASIN - Penyelesaian program rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Banjarmasin dipastikan sedikit molor.
Kepala Dinas Sosial Banjarmasin, Iwan Ristianto mengatakan ada dua sebab.
Pertama, keterlambatan internal dalam mengurus administrasi. Kedua, cuaca buruk yang melanda hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
"Termasuk banjir rob, itu juga menghambat pengerjaan beberapa rumah keluarga penerima manfaat (KPM)," jelasnya kemarin (29/12).
"Kami juga terlambat memulainya. Jadi berimbas pada target sebelumnya, yakni pertengahan Desember sudah rampung," tambahnya.
Tak ada pilihan, bedah rumah ini harus dikebut. Harus rampung pada akhir bulan ini.
Dan Iwan mengaku masih optimis. Alasannya, perkembangannya sudah mencapai 90 persen.
Selebihnya, kebanyakan tinggal laporan dari KPM terkait penggunaan bantuan. Seperti laporan pembelian material bangunan dan pembayaran upah tukang.
"Kami masih yakin bisa menyelesaikannya pada tahun ini juga," tutup Iwan.
Diwartakan sebelumnya, Kepala Bidang Jaminan Sosial dan Penanganan Kemiskinan (Jamsos-PK) Dinsos Banjarmasin, Amrullah menyatakan program ini paling lambat rampung pada pekan ketiga Desember.
Belakangan ia menarik pernyataannya. Mengingat program rehab ini tak digelar serentak oleh semua KPM.
"Ternyata bertahap, tidak semua KPM sama jadwal pencairannya. Sehingga waktu pelaksanaannya pun tidak sama," pungkasnya.
Sebagai pengingat, KPM yang dibantu telah diverifikasi dinsos. Tahun 2021 diusulkan 153 rumah. Tapi hanya 83 rumah yang memenuhi syarat.
Paling banyak dibantu adalah Kecamatan Banjarmasin Utara. Tepatnya di Kelurahan Antasan Kecil Timur (AKT). Di sana ada sebanyak 25 rumah yang dibantu.
Syarat terpenting adalah status tanah dan bangunan milik sendiri. Tidak dibangun di atas lahan negara atau yang dilarang pemerintah, dan tidak terbelit masalah utang hingga warisan. (war/fud)