Pasar Batuah di Jalan Veteran bakal direvitalisasi. Anggarannya mencapai Rp3,5 miliar. Tak mudah, karena lahan pasar sudah dihuni ratusan warga.
****
BANJARMASIN - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom M Tezar menyampaikan, rencana ini dimulai tahun 2022.
Menyusul bantuan dari Kementerian Perdagangan. "Pemko dibantu DTP (Dana Tugas Pembantuan), nominalnya sekitar Rp3,5 miliar," sebutnya, kemarin (30/12).
"Januari dimulai dengan perencanaan dan lelang. Bila tak ada hambatan, bisa dikerjakan pada Maret atau April," sambungnya.
Menurutnya, pasar di Banjarmasin Timur itu sangat memerlukan bantuan. Karena kondisinya yang paling tidak representatif.
Soal konsep, mengacu prototipe Kemendag, bentuknya bakal seperti hanggar pesawat.
"Hanya dibangun satu lantai, lalu dipetak-petak. Ada kios, bak kering dan hamparan kering. Sedangkan bak basahnya dikhususkan," jelasnya.
Kemendag sebenarnya tak mewajibkan pemko untuk meniru desain mereka. Tapi karena dinilai cocok dan bagus, Disperdagin pun mengadopsinya.
Data terakhir, tercatat ada 120 pedagang aktif di Pasar Batuah.
Luas pasar yang akan direvitalisasi sekitar 1.500 meter persegi. Ditargetkan rampung sebelum tahun 2023.
"Sarana penunjang akan dibantu APBD. Nanti juga akan dibangun kantor unit pelaksana teknis (UPT), tempat pembuangan sementara (TPS) dan area parkir," bebernya.
Selama pembangunan ulang, pedagang akan direlokasi. Lokasinya masih di kawasan sana.
Pedagang sudah mengetahui rencana pemko. Diakuinya, ada sedikit perlawanan dari warga yang bermukim di tengah pasar.
Pasalnya, selain pasar tradisional, Pasar Batuah juga merupakan permukiman. Di balik kios dan lapak, ada rumah-rumah pedagang.
Ditanya solusi, Tezar menegaskan, pemko membedakan perlakuan kepada pedagang dan penduduk. Bagi pedagang akan diberikan ganti rugi berupa kios atau lapak. Disesuaikan dengan jenis dagangannya.
"Tapi bagi penduduk, sementara tak ada ganti rugi. Karena mereka bermukim di atas tanah milik pemko," tutupnya.
Terpisah, pedagang Pasar Batuah, Asfar mengaku setuju dengan rencana pemko.
Namun, pria 55 tahun itu meminta pemko juga memperhatikan nasib warga yang tinggal di atas lahan pasar.
"Kami ingin warga di sini, baik pedagang maupun penghuni mendapat solusi terbaik," ujarnya kepada Radar Banjarmasin.
Asfar menaksir, 80 persen dari luas lahan pasar telah dijadikan hunian. Hanya 20 persen sisanya yang merupakan lapak dan kios dagangan.
"Di sini ada dua rukun tetangga. Yakni RT 11 dan 12. Satu RT-nya dihuni kurang lebih 100 keluarga," ungkapnya.
"Kami sudah mendarah daging tinggal di sini. Sudah berpuluh-puluh tahun. Kalau digusur, ke mana kami pindah," tambahnya.
"Kami sadar, lahan yang kami tempati ini milik pemerintah. Tapi setidaknya, harus ada solusi juga," tekannya.
Warga lainnya, Musliannor sudah lama mendengar soal revitalisasi pasar ini. Tapi dulu hanya berupa wacana.
Dia cemas karena mendengar penghuni pasar takkan mendapat ganti rugi.
"Isu di luar seperti itu. Sering pula terlihat ada pengukuran. Tapi kalau sosialisasi tak ada," ujarnya.
"Sebagai warga yang sudah puluhan tahun tinggal di sini, saya berharap ada jalan keluar," pungkasnya. (war/fud)