Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, telah merilis Indeks Harga Konsumen (IHK). Dari catatan mereka, pada Februari 2022 di Banua terjadi deflasi sebesar 0,39 persen.
Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, deflasi di Kalimantan Selatan pada Februari 2022 terjadi karena adanya penurunan harga secara signifikan yang ditunjukkan oleh tiga indeks kelompok pengeluaran. “Penurunan paling besar ialah kelompok transportasi yang turun sebesar 1,39 persen,” katanya dalam kanal Youtube BPS Kalsel.
Lanjutnya, dua kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami penurunan signifikan yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau yang turun sebesar 0,88 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,51 persen. Terkait komoditas, dia menyebut, ada beberapa jenis yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kalimantan Selatan, antara lain: ikan asin peda, ikan trakulu, terong, cabai rawit, angkutan laut, telur ayam ras, jeruk nipis, cumi-cumi, sawi hijau dan minyak goreng.
Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada Februari 2022 Kalsel mengalami inflasi sebesar 0,59 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari tahun 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,79 persen.
Perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan dari 90 kota inflasi di Indonesia, tercatat 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang, Kalbar 0,32 persen.
Sedangkan, inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Kupang sebesar 0,65 persen dan inflasi terendah di Tanjung Selor 0,01 persen. Sementara, deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Palembang 0,01 persen.
Di samping itu, dia menuturkan, adanya pembatasan jam buka untuk toko, warung, rumah makan, hotel dan fasilitas umum lainnya selama PPKM juga berakibat berkurangnya permintaan terhadap bahan pokok dan barang penting lainnya. “Masyarakat hanya berbelanja untuk keperluan keluarga sehari-hari saja,” pungkasnya. (ris/by/ran)