PT Pertamina menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax (RON 92) pada hari ini. Kebijakan ini dikhawatirkan turut mengerek harga bahan pokok atau sembako selama Ramadan hingga Lebaran nanti.
Isu naiknya harga Pertamax ini juga menjadi salah satu pembahasan dalam High Level Meeting (HLM) dan koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), guna menjaga ketersediaan pasokan bahan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di Banjarbaru, (31/3).
Usai rapat, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan, Imam Subarkah mengatakan, kenaikan harga BBM bisa jadi berpotensi membuat harga bahan pokok naik.
“Faktor inflasi ada beberapa. Ada yang memang karena BBM yang mempengaruhi produksi dan distribusi. Sehingga akan menaikkan harga dan seterusnya,” katanya.Oleh karena itu, menurutnya harus ada pengaturan bagaimana agar harga bahan pokok di Kalsel tetap stabil. “Tadi dalam rapat juga ada bebrapa masukan yang sangat bagus mengenai kondisi yang ada dan bagaimana penerapannya,” ujarnya.
Terkait pasokan bahan pokok, Imam menyampaikan, saat ini ada beberapa yang masih tercukupi. Namun ada juga yang perlu ditambah. “Harga masih relatif stabil. Sehingga ini perlu dipertahankan. Agar masyarakat bisa lebih fokus beribadah selama Ramadan,” ucapnya.
Sementara itu, Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar menyampaikan, dalam High Level Meeting (HLM) ada banyak masukan yang akan diterapkan untuk menstabilkan harga bahan pokok selama Ramadan hingga Lebaran.
“Salah satunya terkait distribusi, penyaluran BBM, kemudian elpiji. Mungkin akan kita tindakkanjuti dengan mengeluarkan edaran baru. Kita harapkan pemerintah kabupaten kota juga bisa mlaksanakannya,” harapnya.
Dia menuturkan, dalam waktu dekat apabila ada barang yang perlu tambahan pasokan, pihaknya segera mendatangkannya. Sehingga harganya tetap stabil. “Kita minta masyarakat juga agar bijak dalam berbelanja, khususnya selama Ramadan hingga Lebaran. Supaya tidak terjadi gejolak di lapangan,” tuturnya.
Di sisi lain, Sales Branch Manager PT Pertamina Wilayah V Kalselteng, Handy Tri Husodo yang juga berhadir dalam rapat itu, mengaku belum tahu berapa harga baru Pertamax nantinya. “Saya belum tahu harganya, dan kapan mulai disesuaikannya,” katanya.
Meski begitu, dia menyatakan, ada beberapa kebijakan yang akan diterapkan untuk mengatasi persoalan BBM. Agar distribusi bahan pokok tetap lancar. Salah satunya, tiga SPBU di Banjarmasin akan memberikan jalur khusus bagi kendaraan yang membawa logistik. Terutama sembako. “Bahasanya bukan tidak ada antrean, tapi mereka mngantre di jalur yang terpisah. Ini untuk mempercepat pelayanan. Dan harga terkendali,” kata Handy.
Dia menjelaskan, kebijakan itu baru diterapkan di Banjarmasin, lantaran daerah ini menjadi pusat pelabuhan. “Bukan hanya jalur khusus, tapi nanti juga ada penerapan kartu kendali supaya kendaraan tidak mengisi berulang-ulang,” jelasnya.
Di samping itu, dia menambahkan, nantinya akan ada pembatasan pengisian solar. Yakni maksimal 130 liter. “Kami masih koordinasi dengan Pemprov terkait kapan penerapnnya,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, pemerintah telah memberikan sinyal kuat untuk mengizinkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis RON 92 atau Pertamax pada hari ini.
Sementara jika dibandingkan dengan badan usaha swasta lainnya, harga BBM RON 92 rata-rata saat ini sudah berada di sekitar Rp12.000 – Rp13.000 per liter untuk non-Pertamina. Shell Indonesia misalnya, per 1 Maret 2022, harga bensin Shell Super (RON 92) dibanderol Rp12.990 per liter. Alfian Nasution, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, turut berkomentar terkait semakin gencarnya kabar kenaikan harga Pertamax ini.