Dampak Pelaksanaan Event Women-20 Bagi Kalimantan Selatan

- Jumat, 8 April 2022 | 10:56 WIB
Tri Fitriani Puspitasari, MA
Tri Fitriani Puspitasari, MA

Provinsi Kalimantan Selatan sukses menjadi tuan rumah bagi pertemuan tingkat tinggi Women-20 yang merupakan bagian integral dari presidensi Indonesia pada KTT G-20 tahun 2022.

==================================
Oleh: Tri Fitriani Puspitasari, MA
Peneliti pada Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan
==================================

Dalam KTT G-20 memuat banyak sekali isu-isu strategis antara lain isu lingkungan hidup, isu ekonomi berkelanjutan, isu tentang teknologi, isu tentang energi dan lain sebagainya. Dalam side event Women-20 agenda yang dibahas merupakan agenda khusus tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Untuk Kalimantan Selatan tema khusus yang diangkat berkaitan dengan isu kesehatan yang setara bagi ibu dan anak pada masa pandemi Covid-19. 

Dalam side event 4 Women-20 Kalimantan Selatan mengangkat tema “ Promoting Health Issue To Recover Together Equally” atau mempromosikan isu kesehatan untuk pulih bersama secara berkeadilan. Tema ini diangkat mengingat banyaknya persoalan terkait akses kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya selama masa pandemic Covid-19.

Melalui Side event 4 Women-20 Kalimantan Selatan memiliki kesempatan luas kepada negara-negara peserta Women-20 untuk memaparkan situasi terkini terkait akses kesehatan terhadap perempuan dan anak yang meliputi kematian bayi dan kematian anak serta stunting dalam rangka memformulasikan kebijakan pencegahan persoalan-persoalan tersebut. Agenda Women-20 di Kalimantan Selatan dilaksanakan pada tanggal 23-25 Maret 2022 secara hybrid.
Agenda ini dihadiri oleh berbagai tamu baik pada tingkat lokal, regional maupun internasional. Terdapat sekitar 150 orang tamu undangan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang hadir baik secara offline maupun online dalam diskusi panel.

Peserta pada event ini antara lain; Delegasi Women-20 dan jaringan advokasi kesetaraan gender, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, G-20 engagement groups and working groups, organisasi internasional dan organisasi nasional, media massa dan masyarakat.

Event ini dilaksanakan selama tiga hari, dimana pada hari pertama diskusi dilaksanakan secara hybrid dengan sesi panel yang pertama mengangkat tema identifikasi tantangan bagi perempuan untuk mengakses kesehatan selama pandemi, dengan fokus pada kesehatan ibu dan seksual reproduksi. Pemateri kedua membahas tentang tinjauan stunting di Indonesia menuju peningkatan respons kesehatan.

Objektif dari kegiatan ini adalah diskusi panel terkait akses kesehatan yang setara selama situasi pandemi, yang meliputi : 1. Identifikasi akses perempuan terhadap layanan kesehatan, selama pandemi. 2. Identifikasi gender gap dalam respons kesehatan selama pandemi Covid-19. 3. Mendiskusikan rekomendasi yang actionable sebagai komitmen pembuat kebijakan.

Pada akhir event, panitia Women-20 memberikan rilis sekaligus pernyataan sikap terkait dengan kesetaraan akses kesehatan terhadap perempuan; pertama komitmen untuk membangun kesehatan global melalui mekanisme mobilisasi global. Kedua, komitmen untuk menyelaraskan standar protokol kesehatan global.

Ketiga, komitmen untuk menghasilkan penelitian kesehatan secara global termasuk didalamnya tindakan untuh mencegah, kesiapsiagaan dan respons pandemi. Terlebih persoalan yang dihadapi perempuan selama pandemi tidak hanya berdampak pada kesehatan secara fisik, tetapi juga kesehatan secara mental. Termasuk penelitian terkait perluasan kapasitas produksi produk kesehatan dan vaksinasi. Semua rekomendasi yang dihasilkan adalah merupakan kondisi riil perempuan pada situasi pandemi yang memerlukan komitmen bersama untuk dipulihkan.

Dampak side event W-20 bagi Kalimantan Selatan

Dari sisi tema pada seminar yang diadakan pada event ini mengangkat tentang akses kesehatan yang setara bagi perempuan dan anak pada masa pandemi, dimana sangat sulit bagi perempuanm dalam status pembatasan sosial terlebih pada fasilitas layanan kesehatan, sehingga diperlukan langkah-langkah kedepan untuk menyelesaikan persoalan semacam ini dengan menyusun rekomendasi kebijakan pelayanan kesehatan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi sehingga perempuan dan anak mendapatkan akses kesehatan secara merata. Beberapa isu yang diangkat pada diskusi panel antara lain terkait dengan pencegahan stunting, pencegahan kematian ibu dan kematian bayi serta rencana pulih bersama dalam konteks kesehatan anak pasca pandemic Covid-19.

Tentunya isu ini memberikan kesadaran bagi para delegasi dan juga masyarakat luas di Kalimantan Selatan akan pentingnya membangun kesejahteraan negara dan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas Kesehatan ibu dan Kesehatan anak.

Meskipun event Women-20 diselenggarakan secara hybrid, dimana pesertanya dibagi dalam sistem tatap muka (offline) dan daring (online) sehingga tidak semua delegasi dapat hadir secara langsung ke Kalimantan Selatan, akan tetapi event ini merupakan momentum yang sangat baik pasca dua tahun penerapan pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Beberapa tamu undangan baik lokal maupun internasional yang menjadi delegasi yang berkesempatan hadir pada kegiatan ini dapat mengeksplor potensi-potensi pariwisata Kalimantan Selatan secara langsung seperti kunjungan ke pulau Bakut tempat konservasi kera Bekantan, adanya atraksi para “Acil” Pasar Terapung, dan juga kunjungan ke Mess L miliki Dekranasda Banjarbaru yang sudah sangat terkenal reputasinya sampai ke mancanegara, serta kunjungan belanja di pusat pertokoan intan dan permata Cahaya Bumi Selamat Martapura dimana ini merupakan hal yang sangat baik bagi image bagi Kalimantan Selatan untuk memulai bangkit dan pulih secara ekonomi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X