Mandai Makin Terkenal, Sudah Diekspor ke Jepang

- Sabtu, 14 Mei 2022 | 11:38 WIB
TEKUN: Abdul Hadi yang akrab disapa Gundul, menekuni bisnis mandai sejak 2017. Ia pun coba memproduksi beragam varian kuliner berbahan dasar mandai. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN
TEKUN: Abdul Hadi yang akrab disapa Gundul, menekuni bisnis mandai sejak 2017. Ia pun coba memproduksi beragam varian kuliner berbahan dasar mandai. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN

 Mandai, kuliner khas Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan, belakangan ini penjualannya ramai di pasaran. Bukan cuma di Balangan. Untuk diketahui, Mandai berasal dari kulit cempedak yang dipermentasi menggunakan garam selama kurun waktu tertentu di dalam sebuah toples. Bisa digunakan sebagai sayur pelengkap saat makan.

Rasa mandai yang khas, membuat kuliner ini selalu diminati. Bahkan saat ini mandai bukan cuma disukai warga banua, melainkan juga luar negeri, dengan telah diekspornya mandai ke negeri Sakura. 

Namun, mandai yang diekspor bukan bentuk permentasi dalam toples lagi, melainkan berupa crispy, keripik dan jenis lainnya, akan tetapi tidak menghilangkan cita rasanya yang khas.

Salah seorang pedagang yang berinovasi dengan mandai, Abdul Hadi. Dia yang dikenal dengan panggilan Gundul, sudah menekuni bisnis kuliner ini semenjak 2017. Gundul mencoba memproduksi beragam varian kuliner yang berbahan dasar mandai. Di tokonya yang bertuliskan Mandai Gundul di Desa Riwa Kecamatan Batumandi, beragam olahan kuliner berbahan dasar mandai berjejer rapi.

Meskipun sudah memiliki karyawan, namun Gundul tetap turun tangan dalam mengolah keripik mandai. Tangannya yang kekar tampak cekatan dalam mengiris-iris mandi menjadi tipis.

“Perjuangan dalam mendapatkan rasa yang pas tidak dalam waktu yang sebentar. Perlu proses panjang. Termasuk bermodalkan kritikan dan masukan dari konsumen,” ujarnya.

Dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah daerah setempat dan CSR perusahaan yang beroperasi di Balangan, lambat laun usaha Mandai Gundul mulai berkembang, bahkan saat ini permintaan pasar hingga sampai luar negeri.

Tapi kata Gundul, produk olahan yang ia produksi tidak serta merta langsung dikenal orang, melainkan dengan berbagai macam promosi, salah satunya dengan mengikuti beberapa event pameran.

“Alhamdulillah sekarang reseller kita sudah banyak. Dan di bandara juga sudah ada dijual,” bebernya. Untuk bahan baku pembuatan kuliner mandai sendiri Gundul tidak perlu pusing memikirkannya, karena ketersediaan pohon cempedak yang melimpah di sekitar tempat tinggalnya. Sedangkan saat tidak musim cempedak, dia bisa mendapatkannya dari daerah lain yang sudah menjadi langganan.

Kendati permintaan pasar atas produk keripik mandai sedang ramai, namun Gundul tetap tidak meninggalkan bisnis lama yang pertama kali dia geluti, yaitu mandai basah yang dipermentasi di dalam toples. “Biar bagaimanapun orang-orang tetap mengenal mandai berawal dari olahan tradisional ini,” tukasnya. (why/yn/bin)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X