Rob masih menjadi momok masyarakat Kota Banjarmasin. Tahun ini, banjir nyaris datang saban bulan. Bulan ini saja, rob terjadi sejak tanggal 18 Mei. Ketinggian dari lima sampai 40 sentimeter. Bukan hanya permukiman dan jalan raya, tempat usaha pun terganggu.
“Pada musim kemarau saja rob bisa datang,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, Fahruraji (25/5). Lantas, apa solusi dari pemko? Dia meminta masyarakat yang membiasakan diri. Tidak panik, tapi tetap waspada. “Petugas selalu monitor. 24 jam kami bersiaga. Jika diperlukan, petugas siap mengevakuasi,” jaminnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyebut rob kian sering muncul lantaran perubahan iklim. "Siang-siang cerah, tidak ada hujan, lalu tiba-tiba muncul calap (genangan),” ujarnya. Rob adalah kenaikan permukaan air laut yang mempengaruhi sungai.
Saat suhu bumi memanas, kota-kota yang berada di pesisir atau berada di dataran rendah menjadi yang paling pertama terdampak.
“Sebenarnya, rob tidak terjadi setiap bulan. Hanya pada saat bulan purnama, saat air pasang. Kalau bertemu hujan intensitas tinggi, baru memicu banjir,” jelasnya. Dia berharap, pengerukan dan pembersihan sungai kecil dan sedang di Banjarmasin bisa mengurangi dampak rob. “Sudah dilelang. Mudah-mudahan pengerjaannya rampung sebelum musim hujan tiba,” pungkas Ibnu. (war/az/fud)