Sejauh ini, kasus hewan yang terinfeksi PMK baru ditemukan di Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Sedangkan di daerah lain masih dugaan.
Di Barabai ada sembilan hewan yang positif PMK. “Ternak yang terkonfirmasi PMK di sana sudah dipotong paksa untuk menghindari penularan ke hewan lain,” tuturnya.
Agar tidak semakin meluas, Dinas Peternakan di kabupaten-kabupaten diminta waspada.
Suparmi meminta masyarakat tidak khawatir. Daging dari hewan yang terinfeksi PMK masih aman untuk dikonsumsi. “Apabila daging dimasak dengan suhu di atas 70 derajat, virus akan mati,” paparnya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Syaiful Azhari mengklaim penangangan PMK di Kalsel sudah sangat baik. “Menggembirakan, melihat tingginya tingkat kesembuhan,” ungkapnya.
Saat ini, pemprov terus berkoordinasi dengan Balai Veteriner Banjarbaru, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Banjarmasin dan Polda Kalsel. Dalam hal pengawasan serta pemeriksaan hewan rentan PMK di peternak, pengepul, pedagang, pasar hewan, penampungan hewan dan rumah potong.
“Harapannya, penanganan PMK di Kalsel bisa lebih efisien dan terkoordinir,” tambah Syaiful. Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, vaksin PMK akan diprioritaskan bagi hewan sehat di zona merah wabah.
Limpo khawatir, penyuntikan vaksin di daerah hijau justru akan membawa wabah ke daerah tersebut. “Jangan sembarang vaksin, jadi daerah hijau masih ditutup,” katanya. (ris/gr/fud)