Kementerian Perhubungan merestui kenaikan harga tiket pesawat hingga 15 persen. Tanpa kabar itu sekalipun, harga tiket penerbangan sudah mahal sekali.
Kabar ini mengundang keluhan konsumen. Contoh Nukholis, warga Kelurahan Palam Kecamatan Landasan Ulin. “Sudah mahal, eh mau ditambah mahal lagi,” keluhnya kemarin (9/8).
Karyawan swasta ini kerap bepergian ke Surabaya untuk menjenguk keluarga atau mengunjungi anaknya yang kuliah di Malang. “Sebelumnya tiket ke Surabaya sekitar 700 ribu, sekarang sudah satu jutaan,” sebutnya.
Pantauan Radar Banjarmasin di salah satu situs pemesanan tiket daring, tarif penerbangan dari Banjarmasin ke beberapa daerah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta lebih. Tarif ratusan ribu adalah cerita lama.
Ke Surabaya misalkan, (11/8) harganya sudah Rp1 juta. Sedangkan ke Jakarta berkisar Rp1,3 juta. Dikonfirmasi, Area Manager Lion Air Banjarmasin, Agung Purnama mengatakan masih menunggu informasi dari kantor pusat. Jadi belum ada perubahan harga. “Mungkin masih dibahas di sana,” ujarnya.
Senada dengan jawaban GM Garuda Indonesia Banjarmasin, Endy Latief. Dia belum tahu juga berapa besar kenaikannya nanti.
“Belum ada informasi resmi dari kantor pusat,” ujarnya. Menurutnya, kenaikan harga tiket ini akan mempengaruhi minat calon penumpang. Meski sedikit. “Peminatnya mungkin masih banyak, karena kebutuhan perjalanan menjadi pertimbangan para pebisnis,” jelasnya.
Sementara itu, Stakeholder Relation Bandara Internasional Syamsudin Noor, Ahmad Zulfian Noor berharap kenaikan harga tiket tidak akan berdampak terhadap minat masyarakat memilih perjalanan udara.
“Karena minat masyarakat setelah pandemi cukup meningkat. Baik perjalanan keluarga, kedinasan atau untuk berwisata,” katanya.
Penumpang yang dilayani bandara di Kota Banjarbaru ini rata-rata 6-7 ribu per hari. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2021. “Tahun lalu rata-rata penumpang berangkat dan datang di bawah 4 ribu saja,” tutupnya. (ris/gr/fud)