Cairan Hitam di Sungai Itu Ternyata Karena Tumpahan Minyak

- Sabtu, 13 Agustus 2022 | 11:43 WIB
ANGKUT: Sejumlah pekerja membawa eceng gondok di atas kapalnya. Dengan menabur eceng gondok, diyakini minyak-minyak yang mencemari sungai akan menempel ke gulma itu. Dan pencemaran bisa teratasi.
ANGKUT: Sejumlah pekerja membawa eceng gondok di atas kapalnya. Dengan menabur eceng gondok, diyakini minyak-minyak yang mencemari sungai akan menempel ke gulma itu. Dan pencemaran bisa teratasi.

Teka-teki asal muasal cairan hitam itu akhirnya terjawab. Rupanya, berasal dari sebuah kapal tongkang berisi minyak yang karam di tepian Sungai Alalak, Kabupaten Batola. Peristiwa itu terjadi, Rabu (10/11) malam lalu.

Salah seorang pekerja di kapal tongkang karam itu, Udin, menjelaskan, mereka mengalami musibah. Bukan karena kesengajaan. Sayangnya, ia tidak bisa menjelaskan, mengapa peristiwa itu bisa terjadi.

Ia beralasan, pekerja yang mestinya berjaga pada malam itu diketahui sedang jatuh sakit. “Yang saya tahu, saat itu tak biasanya air sungai sangat dangkal. Kapal kandas, kemudian miring.  

Minyak keluar dari celah, dan itu baru disadari beberapa jam kemudian. Jadi, bukan ceceran oli,” ungkapnya kepada Radar Banjarmasin, Jumat (12/8).

Disinggung berapa banyak minyak yang tumpah ke sungai, Udin tidak bisa memprediksi. Pihaknya berupaya untuk menstrerilkan aliran sungai dari cemaran minyak. Caranya menyebar eceng gondok ke beberapa titik ceceran. “Biasanya, minyak ini bisa menempel di eceng gondok. Jadi tinggal kami punguti eceng godok itu. Intinya, proses menghilangkan minyak tumpah terus kami lakukan,” ujarnya. 

Di sisi lain, di aliran Sungai Awang, Kelurahan Sungai Andai yang tercemar minyak, tiga unit kapal tiung sibuk mengangkut eceng gondok. Tumbuhan air yang diangkut itu tampak berselimut cairan hitam.

Salah seorang motoris kapal tiung, yang enggan namanya dikorankan menjelaskan, sudah sejak pagi mereka melakukan pembersihan cairan hitam melalui metode perangkap enceng gondok itu.

“Rutenya, dari Banua Anyar hingga ke aliran Sungai Awang ini. Bolak balik. Kami disuruh perusahaan,” ucapnya. Kalau tidak keliru, ungkapnya, ada 10 unit kapal yang diturunkan untuk membersihkan cairan hitam tersebut.

Terpisah, Radar Banjarmasin juga mengonfirmasi peristiwa yang terjadi ke jajaran Satpol Air Polres Batola. Ketika informasi adanya kapal tongkang berisi minyak yang karam, aparat langsung melakukan penyelidikan. Ada pun hasil dari observasi lapangan, Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, melalui Kasi Humas AKP Abdul Malik, menjelaskan, pihaknya menemukan sejumlah fakta. 

Pertama, tumpahan cairan itu berasal dari kapal tongkang berisi minyak jenis high sulfur fuel oil atau HSFO. Bahan bakar ini biasa digunakan untuk mesin diesel putaran rendah pada perkapalan hingga bahan bakar industri.

Kedua, tongkang itu karam di perairan Sungai Alalak yang berada di Jalan Kompleks H Anang Maskur, Kecamatan Alalak.

“Dari keterangan saksi-saksi, tongkang ini sebelumnya terikat pada tiang tambat. Lantaran beban muatan minyak yang berat, tali tongkang pun putus,” ungkap Malik, ketika dikonfirmasi Radar Banjarmasin, Jumat (12/8).

Lalu, tongkang pun miring mengikuti dasar tanah yang miring. Saat itu terjadi, muatan minyak jenis HSFO tumpah ke sungai. Kemudian, mengakibatkan pencemaran air sungai.

Terkait adanya dugaan pencemaran, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batola. “Pengambilan sampel air yang terdampak tumpahan minyak juga sudah diambil agar bisa diuji. Kemudian, Polres dan DLH Batola juga akan melakukan penelitian dokumen,” beber Malik. (war/lan/bar)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X