Hal senada juga dialami warga lainnya, Udin. Lelaki 47 tahun itu, bahkan dengan bangga memperlihatkan telapak tangannya yang berselimut cairan pekat. “Tadi, saya sambil memperbaiki sepeda air. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan terus menerus, kasihan warga yang menjalankan aktivitas di sungai,” ucapnya.
Pantauan Radar Banjarmasin, hingga Jumat (12/8), cairan hitam yang mencemati Sungai Awang masih tampak. Khususnya pada bagian pinggir sungai.
Di sisi lain, cairan hitam itu tidak hanya menyasar sungai tersebut. Tapi juga terjadi di perairan Sungai Alalak hingga ke muara Sungai Barito.
Bahkan, hingga ke sungai kecil yang ada di kawasan Desa Beringin di Kabupaten Barito Kuala (Batola), selama dua hari ini. “Banyak warga yang mengeluhkan,” ungkap salah seorang warga Beringin, Samsudin.
Hal senada juga diungkapkan Andi, warga Pulau Alalak. Menurutnya, sudah dua hari belakangan, pencemaran terjadi.
“Warga seperti kami yang menggunakan air sungai jadi terganggu. Cairan seperti ini lama hilangnya. Penyebarannya juga sangat cepat. Ini sudah masuk sungai-sungai kecil, kasihan warga. Menghilang ketika air surut, datang lagi ketika air pasang. Semoga saja lekas ditangani,” ujarnya. (war/lan)