Di Kalsel, Kayak Tak Mau Kalah Sama BBM dan Tarif Leding, Harga Beras Ikutan Naik

- Rabu, 21 September 2022 | 11:26 WIB
TERUS NAIK: Harga beras mengalami kenaikan yang dipicu akibat gagal panen. Kondisi ini makin membuat masyarakat menjerit akibat dibarengi dengan kenaikan harga BBM. FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN
TERUS NAIK: Harga beras mengalami kenaikan yang dipicu akibat gagal panen. Kondisi ini makin membuat masyarakat menjerit akibat dibarengi dengan kenaikan harga BBM. FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN

 Warga sepertinya harus dibuat ekstra bersabar. Di tengah gempuran kenaikan harga BBM hingga tarif air ledeng. Kini, harga beras terpantau juga mulai naik.

Kenaikan harga beras ini mulai dirasakan beberapa waktu terakhir. Melambungnya harga bahkan tak hanya menyentuh beras kemasan, namun yang non kemasan atau per liter juga naik.

Dari sejumlah pantauan, kenaikan ini rata-rata berkisar dari 1000 bahkan ada yang tembus naik 4000 rupiah untuk beras kemasan 5 liter. Untuk per liter rata-rata naik 500-2000 rupiah perliternya. Tergantung kualitas.

Salah satu penjual sembako sekaligus beras di Pasar Bauntung Banjarbaru, Agung menyebut jika kenaikan ini setidaknya sudah satu pekan terakhir. Ia mengaku terpaksa menaikkan karena harga modal juga sudah naik. 

“Sudah seminggu. Naiknya itu ya dari 2000 sampai 4000 ribu untuk kemasan. Misalnya merek Lopo Ijo, awalnya kan 62 ribu rupiah, sekatang jadi 65 ribu per kemasan 5 liternya,” katanya.

Untuk yang perliter, beras di toko Agung juga mengalami kenaikan rata-rata seribu rupiah perliter. Kondisi ini katanya juga cenderung merata, baik untuk beras asal Banjar maupun Jawa.

“Sama saja, mau yang banjar atau jawa semuanya naik. Kalau yang kualitas umum itu naiknya segitu, kalau yang premium itu naiknya cukup besar,” katanya.

Di toko beras di luaran, rupanya harga tak jauh berbeda. Bahkan di luaran ada selisih kenaikan mencapai 500 sampai 1000 rupiah. Alasan pedagang sama: harga di agen atau distributor juta terlampau tinggi. 

“Ya mau gimana lagi harga dari modalnya sudah naik duluan, 1000 perliternya rata-rata naiknya. Kita terpaksa harus menaikkan juga, karena kan perputaran beras ini cukup cepat, jadi tidak bisa nyetok,” kata Fatimah, penjual beras di wilayah Kemuning Banjarbaru.

Misalnya, Fatimah menyebut bahwa harga beras per karung 50 liter di distributor rata-rata sudah mengalami kenaikan mencapai 100 ribu rupiah.

“Makanya paling mentok kita harus jual lagi dengan selisih kenaikan 2000 ribu rupiah perliternya, kalau di bawah itu jujur rugi,” katanya mengeluh.

Akibat beras yang naik, ia mengaku bahwa pembelinya memang agak menurun. Namun sebagai pedagang, ia mengaku juga tak bisa berkutik untuk mengantisipasi kenaikan tersebut.

“Ya tolong lah pemerintah bisa mengakalinya, kan banyak orang pintar tuh. Kalau kita ya tergantung harga modalnya berapa,” curhatnya.

Kondisi beras yang naik memang banyak dikeluhkan warga, terutama kalangan ibu rumah tangga. Keluhan ini makin menjadi-jadi lantaran beberapa bahan pokok berbarengan ikut naik.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X