Ini harus jadi atensi serius untuk masyarakat Banjarbaru. Meski tak merasakan dampaknya secara langsung, namun jumlah sampah harian di Banjarbaru kian membludak.
Kebanyakan sampah-sampah ini dihasilkan oleh rumah tangga. Yang mana sejauh ini bahwa pertambahan pemukiman dan penduduk juga terus ikut naik.
Dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, sekarang jumlah produksi sampah harian di Kota Banjarbaru sudah di atas 150 ton. Padahal beberapa bulan lalu hanya di angka 110 ton.
Angka ini menunjukkan bahwa dalam setiap bulannya, sampah yang dihasilkan warga begitu pesat. Jika dibikin rata-rata, sebulan ada penambahan sampah nyaris 10 ton.
“Untuk sekarang, rata-rata total sampah yang kita angkut ke TPA itu seharinya 155-165 ton. Ini memang angka yang sangat besar jika dibanding beberapa bulan terakhir,” kata Kepala DLH Banjarbaru, Sirajoni.
Berdasarkan data yang ada, sampah dari rumah tangga kata Joni masih sangat mendominasi. Sementara, sampah dari perusahaan ataupun perkantoran cenderung stabil.
“Angka 150-160 ton itu adalah yang kita angkut ke TPA ya, belum lagi adanya sampah-sampah liar di pinggir jalan yang dibuang sembarangan,” ceritanya.
Akibat lonjakan yang begitu signifikan ini, petugas persampahan katanya terpaksa harus bekerja ekstra. Bahkan di beberapa kondisi, petugas klaim Sirajoni sampai lembur.
“Persoalannya kan sampah ini tidak ada liburnya, setiap hari ada terus, termasuk akhir pekan. Nah petugas kita ada yang sampai bekerja hingga malam saking banyaknya sampah yang diangkut dari TPS ke TPA,” katanya.
Selain petugas, kemampuan unit armada pengangkut sampah aku Sirajoni juga mulai kewalahan. Sekarang, truk-truk pengangkut sampah katanya banyak yang harus beroperasi dua sampai tiga rute angkutan. Yang mana idealnya dalam sehari hanya satu rute angkutan.
“Kita ada punya 43 unit truk. Semuanya bekerja harus ekstra, karena ada sampah yang tidak bisa sekali angkut saking banyaknya. Ini kita juga berusaha mengusulkan tambahan armada 3 unit,” katanya.
Dengan kondisi ini, Sirajoni berharap agar masyarakat bisa lebih bijak dalam mengelola sampahnya. Terutama kata Sirajoni adalah lebih piawai dalam membeli barang sekali pakai.
“Kita amati itu memang banyak sampah dari barang-barang sekali pakai yang dihasilkan rumah tangga. Nah ini tentunya harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan lonjakan sampah,” katanya.
Memang saat ini pengelolaan persampahan katanya masih bisa tertangani. Begitupun dengan lahan TPA yang masih cukup. Namun apabila kondisi ini tetap dibiarkan dan makin meningkat, maka ancaman ledakan sampah katanya bak bom waktu.
Editor: izak-Indra Zakaria
Rekomendasi
Terkini
Sabtu, 20 April 2024 | 14:00 WIB
Sabtu, 20 April 2024 | 12:47 WIB
Sabtu, 20 April 2024 | 12:30 WIB
Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
Jumat, 19 April 2024 | 17:30 WIB
Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB
Jumat, 19 April 2024 | 11:51 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 21:00 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 19:00 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 18:30 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 18:15 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 17:45 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 17:10 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 17:10 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 14:53 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 14:02 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 11:45 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 08:45 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 08:34 WIB
Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB