Masalah Sampah di Banjarmasin Kian Pelik, Penyebabnya Warga Tak Mau Ribet

- Senin, 26 September 2022 | 11:11 WIB
DI TENGAH: TPS Gadang ini berada di antara SMPN 10 Banjarmasin dan Pasar Gadang. Berada persis di seberang SDN Gadang 2. Foto diambil Rabu (21/9) siang. FOTO : WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
DI TENGAH: TPS Gadang ini berada di antara SMPN 10 Banjarmasin dan Pasar Gadang. Berada persis di seberang SDN Gadang 2. Foto diambil Rabu (21/9) siang. FOTO : WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

 Rabu (21/9) pagi, tak jauh dari Pasar Kuripan, becak-becak diparkir rapi menanti rezeki. Tidak jauh dari situ, sampah menumpuk dan berserakan di Jalan Veteran. Baunya menguar menembus masker. Semua orang tahu, tempat penampungan sementara (TPS) di situ sudah ditutup sejak awal 2021. Setelah Banjarmasin dilanda banjir.

Spanduk larangan membuang sampah terpampang, terbaca dengan jelas. Satpol PP juga terkadang berjaga di sana. Tapi sampah tetap saja berdatangan. 

Ketika penulis datang, tiga pekerja bangunan sedang mengeruk pasir dan batu untuk diangkut ke atas pikap.

Repotnya, material bangunan itu sudah bercampur sampah. Baik yang masih terbungkus, maupun yang sudah terburai.

“Ada yang mau? Buat menguruk halaman. Gratis! Ketimbang kami buang,” kata salah seorang pekerja dengan senyum kecut. “Ada-ada saja. Sudah tahu ada tumpukan material, malah membuang sampah di sini,” timpal yang lain jengkel.

Untungnya, pekerjaan mengecor ruko di seberang eks TPS itu sudah rampung.

Senada dengan dua pengayuh becak yang mangkal di situ, Agus dan Juhri. Keduanya yakin, jika eks TPS itu tidak dijaga selama 24 jam, tetap akan ada yang membuang sampah ke sana.

“Setahu saya, paling lama dijaga sepekan. Tak sampai malam juga. Sekarang hanya tersisa tenda jaganya saja,” kata Agus. “Sekitar jam 2 siang atau jam 4 sore, baru sampah di sini diangkut petugas,” tambah Juhri.

Dari Banjarmasin Timur, penulis beralih ke Banjarmasin Tengah. Tepatnya menuju Kampung Gadang. Bedanya ini TPS resmi, tapi kondisinya tidak lebih baik.

Penyebabnya, pengendara yang melintas dengan leluasa melempar sampah ke sana. Kapan pun mereka mau. Padahal, perda dengan tegas mengatur warga hanya boleh membuang sampah ke TPS dari pukul 20.00 sampai 06.00 Wita. Alhasil, TPS ini tak pernah benar-benar kosong.

Padahal TPS ini berada di antara Pasar Gadang, SMPN 10 Banjarmasin dan SDN Gadang 2. Penjaga SD, Samsudin sudah sejak lama dibuat prihatin oleh pemandangan itu. Menurutnya, pemko seakan tak memiliki solusi konkret atas masalah sampah di Kampung Gadang. Dia menyinggung peletakan bak sampah portabel yang memakan hampir separo badan jalan. “Kalau seperti ini terus, kasihan anak-anak sekolah dan pengendara,” tekannya.

Dituturkan Samsudin, bak itu kian penuh menjelang pukul 22.00 Wita. “Kalau malam, bisa empat kali lipat dari kapasitas bak,” kisahnya.

“Sampahnya meluber hampir menutup jalan. Bahkan berserakan sampai ke depan gerbang sekolah,” bebernya. TPS Gadang tak cukup menampung karena warga Kampung Melayu, Seberang Masjid, Jalan Veteran, dan Pasar Lama juga membuang sampahnya kemari. “Bukan hanya warga sini,” ujarnya.

Lindi (air sampah) yang kerap menggenangi jalan juga turut merusak aspal. “Jalannya jadi berlubang. Berkali-kali ditambal, tetap saja koyak,” ucapnya. Bahkan, pernah kejadian ada guru yang naik sepeda motor lalu tergelincir. Selain bau, lindi juga membuat jalanan menjadi licin. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X