Barabai Langganan Calap, Masalahnya di Drainase dan Tata Kelola Kota

- Selasa, 27 September 2022 | 11:18 WIB
CALAP: Salah satu titik di pusat Kota Barabai yang masih terendam air. FOTO: JAMALUDDIN.
CALAP: Salah satu titik di pusat Kota Barabai yang masih terendam air. FOTO: JAMALUDDIN.

Setiap hujan deras dengan durasi lama, sebagian titik di pusat Kota Barabai selalu terendam. Sistem drainase yang tidak lancar diduga jadi penyebab. Tata kelola bangunan yang ada ikut memperburuk keadaan.

Misalnya di Jalan Bulau Sarigading. Kemudian di Jalan Ulama, dan wilayah Pasar Keramat Barabai. Jalan Swadaya, dan Jalan Havea Kecamatan Barabai. Wilayah ini kerap direndam banjir. “Wilayah Bulau Sarigading itu langganan. Ketinggian air 30-40 cm. Ada yang sampai masuk ke rumah,” kata warga setempat Nia Lestari, Minggu (25/9).

Kabid Cipta Karya dan Penataan Ruang (PUPR) HST, Akhmad Syafaat menjelaskan ada beberapa faktor kenapa wilayah tersebut langganan “calap”. Pertama, ruas jalan berada pada titik terendah. Menurutnya, sistem drainase yang baik akan terlihat ketika air cepat turun ke sungai saat posisi tidak banjir. “Daya tampung sungai sebagai drainase utama mengalami pendangkalan, dan tidak mampu menampung air saat curah hujan tinggi dan durasi yang lama. Jadi perlu normalisasi sungai,” bebernya.

Faktor lain adanya saluran drainase di pinggir jalan kabupaten yang tertutup beton jembatan, rumah, atau toko. Ini perlu pembongkaran beton yang menutup arus.

Daya tampung air pada drainase itu sendiri juga menjadi penyebab. Syafaat mengatakan perlu adanya pelebaran atau normalisasi drainase. “Kondisi kawasan perkotaan Barabai saat ini, sesudah adanya peninggian ruas Jalan Lingkar Walangsi Kapar, seperti berada dalam kawasan bendung. Ke depan perlu penambahan titik titik box culvert yang membelah ruas jalan lingkar tersebut,” ungkapnya.

Masalah lain soal sampah. Masih adanya masyarakat yang buang sampah sembarangan ke saluran drainase. Ini menyebabkan terjadinya sumbatan drainase oleh sampah.

Syafaat mengingatkan perlu dilakukan pengangkutan sampah dan lumpur secara rutin di beberapa titik drainase yang tersumbat. “Normalisasi saluran drainase sudah dilakukan oleh kawan-kawan di Dinas PUPR dan Pasukan Orange DLHP rutin setiap tahun,” katanya.

Pihaknya akan melakukan kajian lebih mendalam untuk mengatasi masalah klasik yang kerap terjadi ini. “Tahun ini kami ada penyusunan kajian oleh konsultan terkait penelitian banjir di Hulu Sungai Tengah melalui Bappelitbangda, untuk menganalisis lebih dalam penyebab banjir di HST, rekomendasi, dan arahan solusi ke depan,” pungkasnya.(mal/az/dye)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X