Petaka Tambang Emas Ilegal di Kotabaru, Diperkirakan Masih Banyak Korban yang Tertimbun

- Kamis, 29 September 2022 | 10:44 WIB
INNALILLAH: Jenazah korban dalam bungkusan sarung yang telah dievakuasi dari lokasi tambang. FOTO: JUMAIN/RADAR BANJARMASIN
INNALILLAH: Jenazah korban dalam bungkusan sarung yang telah dievakuasi dari lokasi tambang. FOTO: JUMAIN/RADAR BANJARMASIN

Enam orang tewas tertimbun longsor di tambang emas di Desa Buluh Kuning Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru.
Tiga korban masih dalam pencarian.

Warga setempat Jeno Mario Renol menceritakan, petaka itu terjadi pada Senin (26/9) malam, sekitar pukul 23.00 Wita. “Korban yang lain masih dalam pencarian. Mereka tertimbun di bawah,” ujarnya (27/9) saat dihubungi Radar Banjarmasin. Ketika dikonfirmasi, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kotabaru tak bisa memastikan apakah tambang itu berizin atau tidak. 

Namun, penuturan warga yang enggan namanya disebutkan membenarkan bahwa itu merupakan tambang ilegal. Dikerjakan oleh sekelompok penambang. Bukan oleh sebuah perusahaan.

“Tambang di situ memang ramai. Tapi jauh sekali dari perkampungan dan jalan raya,” kisahnya. “Yang menambang di sana rata-rata warga pendatang. Bukan orang asli sini,” tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru, Hendra Indrayana memastikan longsor itu terjadi di Gunung Kura Kura. 

“Data terakhir, korban yang meninggal dunia ada enam orang,” sebut Hendra.

Pencarian dan evakuasi digelar BPBD bersama TNI, Polri dan relawan.

Evakuasi jenazah korban menjadi sulit. Karena hanya diangkut dengan tandu buatan dan berjalan kaki. Diceritakan Hendra, aksesnya berat dan sulit. Hanya berupa sebuah jalan setapak yang licin berlumpur. Praktis, tanpa alat berat, pencarian korban hanya dengan alat seadanya. Kian sulit karena di sana tidak ada sinyal untuk mendukung jalur komunikasi.

Masih dari BPBD, terkait pemicu longsor, dugaan sementara akibat banyaknya lubang tambang di bawah tanah. Sedangkan hutan di atasnya semakin gundul, ditambah ramainya permukiman penambang.

Begitu diguyur hujan dengan intensitas tinggi, tanah menjadi gembur dan ambles. Ketika kejadian, penambang sedang beristirahat. Banyak yang sedang tertidur. Tiba-tiba saja dari atas gunung, longsor bergerak dengan cepat. Menghantam rumah-rumah penambang yang berada di lembah. 

Mereka yang tewas adalah Nor Janah, perempuan, 47 tahun, asal Kapuas Kalteng. Wahid, laki-laki, 35 tahun, asal Barabai. Kemudian Fadu A Noor, laki-laki, 0 tahun, asal Pelaihari.

Inal, laki-laki, 31 tahun, asal Pelaihari. Lalu Salman, laki-laki, 30 tahun, asal Pelaihari. Dan Imis, laki-laki, 54 tahun, asal Kapuas. Sedangkan korban luka dan selamat adalah Isai, laki-laki, 45 tahun, asal Pelaihari. Samsul, laki-laki, 42 tahun, asal Kaltim. Lalu Arifin, laki-laki, 35 tahun, asal Jawa Timur. Kemudian Anang Suriadi, laki-laki, 46 tahun, asal Banjar. Dan Murdiah, perempuan, 50 tahun, asal Kaltim. Terakhir Hamdah, perempuan, 42 tahun, asal Banjar.

Diperkirakan, masih ada tiga korban yang tertimbun di dalam tanah. Mereka masih dalam pencarian. (jum/gr/fud)

 
 
 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X