Wanita Korban Perselingkuhan di Kalsel Banyak Alami Gangguan Jiwa

- Senin, 3 Oktober 2022 | 11:16 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Saban bulan, ada saja RSJ Sambang Lihum menerima pasien gangguan jiwa akibat diselingkuhi pasangannya. “Setiap bulan, ada satu dua pasien masuk, korban perselingkuhan,” kata Direktur RSJ Sambang Lihum, dr Anna Martiana Afida kepada Radar Banjarmasin (30/9).

Kebanyakan pasien itu perempuan. “Rata-rata kondisinya mengalami stres berat,” tambah Anna. Akibatnya, banyak dari mereka yang harus rawat inap di rumah sakit jiwa di Jalan Gubernur Syarkawi, Gambut, Kabupaten Banjar ini. “Tapi beberapa hanya perlu rawat jalan,” jelasnya.

Meski banyak, tapi mereka bukan mayoritas. Sebab kebanyakan terganggu kesehatan mentalnya akibat dililit masalah ekonomi. Seperti yang diutarakan Humas RSJ Sambang Lihum, Redhani. Disebutkannya, ada 151 pasien yang sedang menjalani rawat inap. Sementara itu, di media sosial, netizen mengutuk bahkan memaki selebritis yang tersandung kasus perselingkuhan. 

Lantas, mengapa pasangan kita tega berselingkuh? Psikolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Sukma Noor Akbar coba menjawabnya.

Sukma mengartikan selingkuh sebagai ketidakjujuran dalam menjalani hubungan, pacaran atau pernikahan.

Menurut Sukma, perselingkuhan terbagi dua. Pertama, adanya hubungan seksual dengan pasangan tanpa ikatan atau non resmi.

Kedua, kedekatan emosional. Ditunjukkan perilaku saling berbagi dengan orang ketiga. Saling mendengar dan memahami.

Dia melihat perselingkuhan biasanya diawali dengan ketertarikan fisik. “Jika ketertarikan fisik ini berlanjut pada kedekatan emosional, apalagi ada kerahasiaan, maka rentan terjadi perselingkuhan,” terangnya.

Paling bahaya bila menganggap perselingkuhan sebagai kewajaran. Alasannya, mengacu pengalaman dari orang-orang terdekat yang melakoni perselingkuhan.

Tapi alasan mendasar adalah ketidakpuasan pada pasangan. Karena ekspektasi yang tidak terpenuhi. Maksudnya, dalam hal apa? 

“Bisa dikatakan karena nafsu seksual,” jawab Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Kalsel itu.

Waspadai pula bila pasangan sudah merasa diabaikan. Atau hendak membalas dendam akibat pernah disakiti pada masa lalu.

Lantas, bila sudah ketahuan berselingkuh bagaimana? Sukma menyarankan, ada pembicaraan dari hati ke hati. Penegasan apakah jalan terus atau berpisah.

“Tentu saja, sebagai pasangan juga perlu introspeksi diri, apa yang menjadi kekurangan diri hingga dia beralih ke orang lain,” tukasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X