Banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) kian meluas. Ahad (20/11) lalu, terdata 2.561 rumah yang terendam. Data terakhir, (23/11) sudah 8.526 yang terdampak. Data itu diungkap Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSU, Sugeng Riyadi. “Banjir juga menggenangi jalan sepanjang 24.474 meter,” sebutnya.
Termasuk merendam 74 fasilitas pendidikan, enam fasilitas kesehatan, 36 tempat ibadah, dan 14 fasum. Total, ada 30.128 jiwa atau 10.121 keluarga yang terdampak banjir. Dengan satu korban meninggal dunia. “Ada penurunan air kiriman. Mudah-mudahan tidak hujan lagi di hulu Tabalong dan Balangan,” harap Sugeng.
“Ada penurunan air kiriman. Mudahan tidak hujan di hulu Tabalong dan Balangan,” harapnya. Penjabat Bupati HSU, Raden Suria Fadliansyah sendiri telah menetapkan status darurat bencana. Kemarin, ia naik kelotok kecil untuk mendatangi desa-desa yang terisolir karena aksesnya terputus oleh banjir.
Seperti Desa Danau Terate di Kecamatan Banjang dan Desa Tebing Liring di Kecamatan Amuntai Utara. Ratusan paket bantuan diserahkan kepada korban banjir. Suria meminta masyarakat untuk waspada. “Karena sewaktu-waktu arus air mungkin meninggi lagi,” ujarnya. Dia juga menuntut agar aparat desa untuk tanggap menolong warganya.
Penjabat naik kelotok bersama Ketua DPRD HSU, Almien Ashar Safari dan Kapolres HSU, AKBP Moch Isharyadi. Abdullah, tokoh masyarakat di Desa Danau Terate, menceritakan banjir telah menjadi bencana rutin. “Desa kami terpencil, dan memang langganan banjir. Saban tahun pasti kebanjiran. Tapi tahun ini yang dalam (tinggi),” ujarnya. (mar/gr/fud)
