Nanad Mimpikan Asian Games

- Sabtu, 26 November 2022 | 14:21 WIB

NADIA Hafiza baru saja mengharumkan nama Indonesia di ajang Asian Dragon Boat Championships di Rayong, Thailand pekan lalu (21/11). Lahir di Kota Seribu Sungai, Banjarmasin memang dikenal memiliki para pedayung hebat di tingkat regional. Namun, tak banyak yang berprestasi hingga ke kancah internasional seperti Nanad, sapaan akrabnya.

Nanad adalah satu-satunya pedayung asal Kalimantan Selatan yang tergabung dalam tim dayung perahu naga yang berlaga di Pattaya. Ajang itu diikuti 12 negara, dari Australia, Kamboja, China, Taiwan, Hong Kong, India, Myanmar, Malaysia, Nepal, Singapura, Indonesia, dan tuan rumah Thailand.

Nanad dan timnya sukses mempersembahkan delapan medali emas di nomor perahu kecil 12 pedayung campuran jarak 1.000 meter, perahu kecil 12 pedayung putri 1.000 meter, perahu standar 22 pedayung campuran 1.000 meter, perahu kecil 12 pedayung campuran 500 meter, perahu kecil 12 pedayung putri 500 meter, dan perahu standar 22 pedayung campuran 500 meter.

Ditambah medali emas dari nomor perahu kecil 12 pedayung open jarak 500 meter dan perahu kecil 12 pedayung open jarak 1.000 meter setelah sama-sama mengalahkan China di babak final. 

Dara kelahiran Banjarmasin, 17 Agustus 2000 itu rupanya sudah lama menjadi bagian tim pelatnas (pemusatan latihan nasional). Tepatnya sejak 2020 silam.

“November 2020, waktu itu pertama kali mengikuti pelatnas di Jakarta. Mewakili Kalsel, hasil dari rekomendasi para pelatih juga, hingga akhirnya bertahan sampai sekarang,” ungkap alumni SMAN 2 Banjarmasin tersebut. Latihan yang dijalani pun tidak main-main. Dalam sepekan ia hanya mendapat jatah libur sehari. Menu latihannya, sehari bisa latihan dua sampai empat kali.

“Paling berat memang sampai empat kali, apalagi jika sudah mendekati masa persiapan di event besar seperti kemarin,” katanya.

Bahkan untuk pulang ke kampung halaman saja, tidak boleh sembarangan, harus ada prosuder yang dilalui untuk mendapatkan izinnya.

“Cukup susah untuk izin pulang, bahkan sejak 2020 saya hanya sekali pulang ke Banjarmasin seusai Sea Games (2021 di Vietnam). Itu pun hanya seminggu dan balik ke pelatnas lagi,” ujarnya. Baginya, melepas rindu bersama keluarga memang adalah kesempatan langka. Namun sebagai atlet, ia merasa tidak sendirian.

Beberapa atlet dari daerah lain juga merasakan hal serupa. Membuat mereka saling memiliki satu sama lain, seperti halnya keluarga kecil. 

“Saat ini, merekalah keluarga saya. Kami selalu bersama-sama, banyak menghabiskan waktu bersama dan berjuang bersama,” ungkapnya.

Kepada Radar Banjarmasin, Nanad menceritakan awal perkenalannya dengan dunia dayung. “Usia saya masih 13 tahun, dikenalkan dayung oleh tante (Halimatus Sa’diyah). Beliau atlet dayung Kota Banjarmasin,” ungkap atlet yang juga hobi bermain futsal ini.

Meski tidak memiliki darah seorang pedayung dari kedua orang tuanya, Hadi Yani dan Dewi Indrayani, lingkungannya memang sangat mendukung.

“Kebetulan rumah saya memang berada di tepian Sungai Martapura. Jadi memang sangat dekat dengan air,” ceritanya. Meski jarang ada perempuan yang mau menjadi atlet dayung, hal tersebut rupanya tidak menyurutkan dukungan dari orang terdekatnya.“Keluarga dan orang tua sangat mendukung, paling yang biasanya mempertanyakan itu teman-teman sekitar saja. Tapi, tekad saya bulat untuk mengharumkan nama keluarga, Banua dan Indonesia melalui olahraga dayung,” tegasnya. Ke depan, Nanad berharap bisa terus membela Indonesia di ajang yang lebih tinggi dan bergengsi lagi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X