BBM Naik, Semua Pasti Naik, Itu Sudah Rumusnya

- Kamis, 22 Desember 2022 | 11:55 WIB

Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru), ketersediaan barang pokok dan penting (bapokting) aman. Namun beberapa komoditas diakui memang ada kenaikan.

“Kenaikan harga di beberapa komoditas jelang Nataru atau hari besar lain memang sering terjadi. Tapi seperti biasa, habis itu turun lagi,” kata Abdul Basid, Kepala Dinas Perdagangan, Kota Banjarbaru, Rabu (21/12).

Walau demikian, jelang Nataru, disdag terus memantau ketersediaan bapokting. Basid menuturkan masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan bahan pokok nanti.
“Yang utama di Banjarbaru kami jaga stok dulu,” ujarnya.

Berbicara kenaikan harga, pihaknya menurunkan beberapa petugas untuk memonitoring harga di sejumlah pasar di Banjarbaru. Khususnya di dua pasar yang ada. “Di Pasar Bauntung di Jalan RO Ulin dan Pasar Ulin Raya,” ungkapnya.

Merujuk pada data harga rata-rata barang pokok harian dari info Bapokting, dipublikasi Diskominfo Banjarbaru, per Rabu (21/12), terpantau ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan. 

Cabe rawit hijau ada di harga Rp130 ribu per kilo, ada kenaikan Rp80 ribu. Daging ayam kampung Rp80 ribu per ekor, ada kenaikan Rp10 ribu. Cabe rawit merah Rp130 ribu per kilo, ada kenaikan Rp30 ribu.

Cabe rawit taji juga mengalami kenaikan menjadi Rp90 ribu per kilo, ada kenaikan Rp40 ribu. Namun, beberapa komoditas lain pun ada pula yang mengalami penurunan dan harga tetap tak berubah.

Beberapa kenaikan harga ini dinilai Basid hal wajar. Melihat harga BBM yang juga naik. “BBM naik semua pasti naik, itu sudah rumus,” tekan Basid. Berangkat dari kenaikan BBM, maka persoalan distribusi pun menjadi kendala ujar Basid.

“Dari situ komoditas harga bisa naik. Ini gambaran umum, bukan hanya di Banjarbaru, tapi di mana saja. Di televisi, jelang Nataru juga harga naik kan?” tanyanya. 

Namun kenaikan tersebut, masih terbilang normal. Normal dalam arti bukan murah kata Basid. Banjarbaru pun didukung letak geografis dalam pendistribusian barang. Mengapa demikian? 

“Karena kebanyakan barang kita, didistribusikan dari luar daerah. Ada dari Jawa, Sulawesi, dan daerah lain,” jelasnya.

Berbeda dengan beberapa daerah lain di Kalsel. Seperti di Tanjung dan Kota Baru. Acapkali karena jarak yang cukup jauh, berdampak pada kenaikan harga sebab ada hitungan ongkos transportasi.

“Karena itu, mereka menggalakan program untuk menekan angka inflasi. Berbeda dengan Banjarbaru, cenderung lebih stabil,” tandasnya.

Selain didukung letak geografis, Basid katakan jumlah penduduk di Banjarbaru yang relatif sedikit pun menjadi pendukung lain dalam menjaga ketersediaan pasokan barang. (mr-157/yn/bin)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X