Dia memastikan, sapi yang berasal dari Jatim sudah aman. Setelah keseriusan pihaknya menangani wabah tersebut, seperti pemberian vaksin pada sapi. “Kalsel tidak perlu takut mengambil sapi dari daerah Jatim, karena sapi kami yang nantinya akan dikirim sudah terbebas dari PMK,” janjinya.(mof/gmp)
Tak ingin kebutuhan daging sapi terganggu saat bulan Ramadan, Komisi II DPRD Kalsel mendatangi Kantor Dinas Peternakan Jatim untuk memastikan pasokan ke Kalsel, Senin (20/2).
Pengalaman tahun lalu, kebutuhan sapi potong sempat tak terpenuhi lantaran adanya larangan mendatangkan sapi potong dari luar daerah karena maraknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
“Jangan sampai kejadian tahun lalu kembali terjadi. Kami pastikan dengan kedatangan kami ke Jatim, untuk mengantisipasi tahun ini,” kata anggota Komisi II DPRD Kalsel, Fahrani.
Karena kebutuhan melonjak dan di sisi lain sapi potong tak bisa didatangkan, praktis harganya pun melonjak. “Pengalaman tahun lalu jangan sampai terjadi lagi,” tukasnya.Dia menjelaskan, karena adanya larangan mendatangkan sapi potong pada Iduladha tahun lalu, membuat kebutuhan tak bisa dipenuhi maksimal. Pasalnya, peternak lokal hanya mampu menyediakan sekitar kurang lebih 2.000 ekor saja.
“Sementara kebutuhannya mencapai 5.000 ekor sapi. Akhirnya harga pun turut melonjak,” sebutnya.
Kedatangan pihaknya juga memastikan sapi potong yang nanti dipasok ke Kalsel aman dikonsumsi. Terlebih terbebas dari PKM yang menghantui tahun lalu. “Ini yang paling penting. Kesehatannya terjamin untuk dikonsumsi masyarakat,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jatim, Iswahyudi mengaku, pihaknya siap untuk memenuhi kebutuhan sapi potong di Kalsel. “Sapi potong maupun sapi perah yang berasal dari Jatim, jumlahnya tertinggi secara nasional, kami siap menyuplai untuk kebutuhan Kalsel,” ujarnya.
