NAMANYA Nadyah Naima. Ia sarjana hukum yang memilih terjun ke medan bencana. Nadyah adalah personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru. Ceritanya, lulus kuliah pada Desember 2021 lalu ia langsung mencari pekerjaan. Awalnya, Nadyah ingin bekerja di bank.
“Sempat lolos tahap administrasi di sebuah bank BUMN. Tapi pas seleksi kedua ternyata tinggi badanku kurang,” kata Nadyah. Kebetulan, orang tua Nadyah berusaha warung. Pegawai dinas sering makan di sana. Dari obrolan mereka, Nadyah mendengar BPBD sedang mencari tenaga tambahan. Dia pun mencoba peruntungan. “Kurang lebih 2,5 bulan nyari loker. Coba kirim data diri, ijazah dan lain-lain ke kantor BPBD, eh ternyata diterima,” kisahnya.
Nadyah menjadi bagian BPBD sejak April 2022. Mengacu pengalaman, perempuan kelahiran asal Ambon ini mengatakan, bagian tersibuk adalah penanganan pasca bencana. “Waktu terjun ke lapangan, emang terasa makin bersyukur,” ujarnya.
Bertugas di Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, ia senang karena sering bertegur sapa dengan masyarakat dalam program edukasi bencana. Kendati menikmati pekerjaannya, Nadyah kadang merasa pilu melihat korban bencana.
Apalagi bertugas di Banjarbaru, ibu kota provinsi yang terkenal sering dilanda banjir. Dari dapur umum, Nadyah berusaha secepat mungkin mengirimkan makanan panas kepada korban. “Untung saya punya skill ngebungkus nasi dengan rapi dan cepat. Kan terbiasa membantu di warung makan punya orang tua,” selorohnya.
Nadyah yang aktif memakai medsos, dilirik atasannya. “Jadi ditugasi ke bagian humas juga,” ujarnya. Bantu-bantu dokumentasi bencana.
Jadi, apakah terpikir untuk mencari pekerjaan lain? “Ah, aku enjoy aja. Ternyata sesuai dengan potensi yang kupunya,” jawabnya. (dza/gr/fud)
