Januari 2023: Ekspor Banua Naik, Impor Turun

- Selasa, 28 Februari 2023 | 11:07 WIB

 Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama Januari 2023. Dalam rilis itu diketahui, nilai ekspor naik 1,11 persen. Sedangkan impor turun 48,51 persen. Berdasarkan data BPS, ekspor Kalsel pada bulan itu tercatat USD1,37 miliar. Sementara nilai impor, USD91,39 juta.

Terkait ekspor, Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono mengatakan, menurut kelompok barang paling banyak adalah bahan bakar mineral dengan nilai USD1,25 miliar. “Nilai ini naik 6,42 persen dibanding ekspor Desember 2022 yang hanya USD1,18 miliar,” katanya. 

Ia menambahkan, pada urutan kedua ada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati yang menyumbang ekspor USD78,57 juta. “Nilainya turun 31,15 persen dibanding bulan sebelumnya, sebesar USD114,12 juta,” tambahnya. Kemudian, di urutan ketiga ada kelompok kayu dan barang dari kayu dengan nilai ekspor USD10,86 juta. Turun 14,94 persen, dibandingkan Desember 2022. Barang terbesar keempat penyumbang ekspor, ada kelompok karet dan barang dari karet sebesar USD10,16 juta, yang naik 15,50 persen. 

“Lalu kelima, kelompok berbagai produk kimia. Nilainya USD8,83 juta, naik 25,73 persen dibandingkan Desember 2022,” papar Martin. Jika dilihat menurut negara tujuan utama. Ia menyampaikan, nilai tertinggi ekspor ke Tiongkok yang mencapai USD499,52 juta. “Nilai itu mengalami penurunan 12,91 persen dibanding bulan sebelumnya mencapai USD573,57 juta,” ujarnya. Kemudian pada urutan berikutnya, ekspor ke Jepang sebesar USD198,59 juta yang mengalami kenaikan sebesar 71,55 persen. 

Berada di urutan ketiga, ekspor ke Korea Selatan sebesar USD145,63 juta: naik 106,46 persen. “Selanjutnya di urutan keempat dan kelima, ekspor ke Filipina dengan nilai USD116,48 juta. Serta ke Malaysia USD99,56 juta,” papar Martin.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, ia menuturkan, kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi masih kelompok bahan bakar mineral. Dengan nilai USD68,35 juta.

Nilai itu diikuti kelompok kapal, perahu dan struktur terapung USD14,55 juta; kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, USD4,58 juta; kelompok kendaraan dan bagiannya, USD926,89 ribu; serta kelompok barang dari batu, semen, asbes atau mika sebesar USD839,72 ribu.

Menurut negara asal, Martin menyampaikan, impor tertinggi dari Korea Selatan dengan nilai USD33,84 juta, turun 68,70 persen dibandingkan Desember 2022.

Nilai itu diikuti impor dari Singapura yang mencapai USD23,97 juta. Lalu, impor dari Singapura sebesar USD20,23 juta dan dari Jepang, USD14,57 juta. Dari data-data nilai eskpor dan impor, Martin menuturkan, neraca perdagangan ekspor impor Kalsel, Januari 2023 menunjukkan hal positif. Yaitu surplus sebesar USD1,27 miliar. “Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan neraca perdagangan ekspor impor Desember 2022 lalu yang surplus USD1,17 miliar,” tuturnya. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani membenarkan nilai impor dan ekspor yang dirilis BPS Kalsel. “Ekspor naik sesuai dengan meningkatnya permintaan dari luar,” paparnya.

Menurutnya, penjualan batu bara dan sawit ke luar negeri masih berpeluang naik. Karena beberapa negara Eropa maupun Amerika, bahkan Asia melirik Indonesia sebagai sumber pembelian bagi negeri mereka. (ris/gr/fud)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Harga Bahan Pokok di Balangan Stabil

Rabu, 24 April 2024 | 15:50 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X