Anak Punk Banjarbaru: Rutin Berbagi, Terinspirasi Food Not Boombs di Amerika

- Senin, 13 Maret 2023 | 12:24 WIB
BERBAGI: Anak punk di Banjarbaru berbagai bungkusan makanan-minuman kepada jemaah Masjid Nurul Kahroba, Jumat (10/3) siang. | Foto: Zulqarnain/Radar Banjarmasin
BERBAGI: Anak punk di Banjarbaru berbagai bungkusan makanan-minuman kepada jemaah Masjid Nurul Kahroba, Jumat (10/3) siang. | Foto: Zulqarnain/Radar Banjarmasin

Food Not Bombs. Gerakan sosial aktivis anti-nuklir yang dibentuk di Amerika, memengaruhi gerakan akar rumput yang menjamur di belahan dunia. Anak punk di Banjarbaru salah satunya.

Oleh: ZULQARNAIN, Banjarbaru

Sebelum Jumatan (10/3), Frenky dan empat kawannya menaiki mobil dari Mingguraya Banjarbaru. Penulis ikut berjejal.

Pertemuan ini sebetulnya tidak disengaja. Sewaktu di Mingguraya, ada seorang lelaki yang entah siapa namanya berkata di sebelah penulis, “Mereka solid. Setiap Jumat membagi makanan, sekalipun anak punk.” 

Sebelum pukul 14.00 Wita, Banjarbaru masih panas. Setelahnya baru rintik kecil hujan. Tapi hanya sebentar.

Ada delapan plastik besar berisi makanan dan minuman. Dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Setelah dipastikan tak ada yang tertinggal, roda mobil bergerak.

Siang itu, Frenky mengenakan jaket hitam berlengan panjang. Tato tampak di bagian kakinya. Kawannya yang lain juga sama-sama mengenakan baju hitam. Sebagain juga bertato. Hanya Eva istri Frenky yang mengenakan baju pink. Dibalut kerudung dengan warna senada.

Mereka berbekal baju salat. Ada yang membawa gamis, sajadah dan peci putih. Anak-anak punk ini melintasi Jalan Panglima Batur, menuju Masjid Nurul Kahroba, Loktabat Utara di Kota Banjarbaru. Rutinitas Jumat berbagi sudah setahun dilakoni.

Salat selesai. Mereka mengeluarkan plastik besar dari bagasi. Bersiap-siap. Ada 20 bungkusan makanan-minuman dari delapan plastik besar. 

Jemaah menyambut bungkusan itu. Baik yang mengendarai mobil, motor, atau berjalan kaki. Tak sampai dua puluh menit, delapan plastik besar ludes. Tentu ada sedikit disisakan untuk berjaga-jaga. Jika di jalan ada yang membutuhkan. 

Benar saja, sepulangnya dari masjid di persimpangan Jalan Karang Sawo dan Jalan Karang Anyar 1, mereka melihat ibu dan anak kecil yang membawa gerobak. Dua bungkus nasi pun diberikan.

Kata Frenky, gerakan ini terinspirasi Food Not Bombs (FNB). Gerakan sosial dari Amerika Serikat yang diinisiasi saat perang dingin. Aktivis anti-nuklir membentuk FNB tahun 1980 di Boston.

Melihat sejarahnya, saat itu banyak negara berlomba mengembangkan teknologi nuklir. Termasuk Amerika. Alih-alih ikut terlibat, gerakan politik akar rumput atau FNB ini lebih mementingkan masyarakat yang kelaparan di mana-mana. “Kami terinspirasi dari situ. Jadi dari rakyat untuk rakyat,” kata Frenky menjelaskan.

Frenky bukan ketua anak-anak punk ini. Tidak ada ketua atau hirarki semacamnya. “Semua gerakan kami rundingkan bersama-sama. Jadi tidak ada ketua.”

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X