Sekdako Banjarmasin, Ikhsan Budiman bakal memanggil Camat Banjarmasin Barat dan Lurah Belitung Selatan.

Orang nomor tiga di Balai Kota itu bakal menuntut penjelasan dari kedua “penguasa” wilayah tersebut.

Menyusul terbongkarnya rumah judi di Jalan Belitung Darat. Arena sabung ayam dan judi dadu itu digerebek Polda Kalsel pada Ahad (12/3) sore.

“Harusnya pengawasan mereka (camat dan lurah) sampai ke tingkat yang paling rendah, sampai RT. Paling tidak mereka harus mengetahui, apa saja yang terjadi di wilayahnya,” ujarnya saat dihubungi kepada Radar Banjarmasin, Rabu (15/3).

“Pasti ditanyakan sama camat dan lurah setempat. Mengapa sampai ada praktik perjudian berlangsung lama di wilayah mereka,” sambungnya.

Ikhsan sangat menyayangkan, mengapa camat dan lurah sampai luput mengawasi.
Sebab, camat dan lurah tak cuma melayani masyarakat secara administrasi. Lebih dari itu, berkewajiban memastikan keamanan dan ketertiban di wilayahnya.

“Warga harus diajak menjaga keamanan lingkungannya. Jangan malah warganya dibiarkan ikut berjudi di sana,” tambahnya.

Sayang, Camat Banjarmasin Barat, Ibnu Sabil tidak merespons ketika dikonfirmasi. Panggilan telepon wartawan tak diangkat, kiriman pesan juga tak dibalas.

Sementara itu, kegaduhan ini rupanya baru sampai ke telinga Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor. Dia mengaku baru membacanya lewat pemberitaan di media.

“Sampai sekarang belum ada laporan fisiknya masuk ke saya,” ujarnya kemarin (16/3) di ruang rapat paripurna DPRD Banjarmasin.

Arifin menyesalkan, mengapa arena judi sebesar itu, beromzet ratusan juta rupiah baru terbongkar sekarang.

“Di kecamatan kan ada Babinsa TNI dan Bhabinkamtibmas. Sudah lama berjalan kok baru ketahuan,” ujarnya.

“Seharusnya mereka (lurah dan camat) mengetahui apa saja yang terjadi di wilayahnya,” tambahnya. 

Ia pun meminta agar seluruh kecamatan dan kelurahan untuk berbenah. Ia juga berjanji akan mengevaluasi, mengapa camat dan lurahnya bisa lengah.

“Apa karena rumahnya bagus dan tertutup, jadi tak terdeteksi bahwa itu rumah judi?”

“Semuanya akan dievaluasi. Semua camat dan lurah harus mendata, apa saja masalah di wilayahnya masing-masing,” tandas wawali.

Diwartakan sebelumnya, sehari setelah penggerebekan, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Kalsel menetapkan sembilan orang sebagai tersangka.