Buntut Kematian 3 TKA Cina di Kotabaru, Kegiatan PT SDE Dihentikan

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 12:12 WIB
Satu dari 3 korban tewas dalam kecelakaan kerja di terowongan tambang PT Sumber Daya Energi (SDE) di Desa Magalau Hulu, Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (13/3/2023) sekitar pukul 01.00 Wita. | Foto: Polres Kotabaru
Satu dari 3 korban tewas dalam kecelakaan kerja di terowongan tambang PT Sumber Daya Energi (SDE) di Desa Magalau Hulu, Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (13/3/2023) sekitar pukul 01.00 Wita. | Foto: Polres Kotabaru

PT Sumber Daya Energi (SDE), perusahaan tambang batu bara bawah tanah yang beroperasi di Kabupaten Kotabaru, untuk sementara dilarang beroperasi.n Sampai ada rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kami sudah investigasi ke lapangan. Hasilnya nanti akan kami sampaikan ke Kementerian ESDM,” kata Inspektur Tambang wilayah Kalsel, Hendri (17/3). Investigasi digelar menyusul tewasnya tiga tenaga kerja asing (TKA) Cina. Inisial mereka adalah Y (51), XT (42), dan LD (46).

Ketiga WNA Tiongkok itu meregang nyawa pada Senin (13/3). Saat bekerja di terowongan tambang bawah tanah di Desa Magalau Hulu Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru.

Terutama tentang penyebab kematian, kapan hasil investigasi itu diumumkan ke publik? Hendri menjanjikan paling lama satu pekan. “Jadi untuk sementara kegiatan operasionalnya dihentikan,” imbuhnya. 

PT SDE hanya bisa kembali beroperasi setelah mendapat izin Kementerian ESDM. “Hasil investigasi akan kami kirim ke pusat, kementerian nanti yang akan memberi rekomendasi. Jadi saya belum bisa menjawab,” tambah Hendri.

Dia mengungkap, PT SDE memiliki izin usaha pertambangan sejak 2014 lalu. Namun, hingga kini belum masuk tahap operasi produksi. Kegiatan perusahaan memang baru dimulai sejak 2021. Pada tahun itu pun baru tahap pembangunan infrastrukturnya.

Baru pada 2022 kemarin, PT SDE mulai menggali terowongan. “Mereka belum operasi produksi. Baru tahap penggalian,” bebernya. Hendri bercerita, pada Agustus 2022 lalu, ia sudah turun mengawasi perusahaan ini. Senada dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalsel, ia menemukan, ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3) PT SDE tidak memiliki pendamping atau karyawan lokal. 

“Kami melihat kelengkapannya ada. Tapi pendamping lokal tak ada, semua yang di bagian teknis adalah TKA,” bebernya. Soal dugaan kematian akibat terpapar gas beracun, dia tak menampik. Sebab menambang batu bara di bawah tanah memang berisiko terpapar gas beracun.

“Risikonya memang itu, tapi saya tak ingin mendahului hasil investigasi. Tunggu saja,” pungkas Hendri. Sementara itu, penyelidikan kasus ini telah diambil alih Polda Kalsel. Pada Rabu (15/3), Polda menurunkan tim gabungan ke Kotabaru.

Namun, sampai kemarin, ketiga jenazah WNA itu belum juga diautopsi. Masih menunggu keluarga atau perwakilan Kedutaan besar Cina datang ke Banjarmasin. “Belum diautopsi, karena kedubes belum datang,” terang Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa’i kemarin. (mof/by/fud)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X