– Banyak orang silih berganti mendatangi rumah Yunus yang berada di Jalan Perintis, Desa Perintis, Kecamatan Tapin Utara, untuk melihat seekor buaya kuning.

Buaya tersebut hasil tangkapan pria yang akrab disapa Amang Unus, yang didapatnya dari danau yang ada pada pegunungan di Tapin.

“Dua pekan tadi, saya tangkap buaya ini,” ucap Amang Unus sambil menyiram buaya yang terikat tali beralaskan karpet merah itu, Rabu (22/3).

Tidak mudah dalam menangkap reptil bertubuh besar ini. Unus bersama tiga orang temannya yang membantu, perlu 2 jam.

“Untuk lokasinya di danau pegunungan, kedalaman airnya sepaha orang dewasa,” tuturnya.

Saat beraksi menangkap buaya, tak sedikit mereka yang lari dikejarnya, bahkan tali yang ingin mengikatnya putus dan buaya tersebut kembali ke danau.

“Coba kita pancing, dengan mengepakkan ranting kayu di permukaan air. Ia kembali mau keluar,” jelasnya.

Berjibaku dengan amukan dan tarik menarik, akhirnya tali tersebut berhasil dikaitkan di rahang buaya. Yunus pun langsung menutup mata buaya dengan kain.

“Kita pun berhasil menjinakkan buaya tersebut,” kata pria pekerja serabutan itu.

Buaya ini cukup berat, perkiraan 60 sampai 70 kilogram. Untuk membawa dari gunung ke rumahnya menggunakan mobil. 

“Cukup berat untuk mengangkatnya. Apalagi ukurannya kurang lebih 2 meter,” tuturnya.
Diberitahukannya, awal mula dapat kabar untuk menangkap buaya karena diberitahukan oleh warga. Tak pikir panjang ia bersama temannya mendatangi lokasi.

“Untuk buaya jenis muara. Hingga saat ini saya yang memberikan makan. Bisa ikan gabus, kepala ayam,” katanya.