Yang bisa pemkab lakukan hanya menyalurkan bantuan makanan dan menyuplai air bersih ke lokasi banjir. “Kami juga meminta masyarakat supaya peduli dengan korban banjir, membantu untuk meringankan beban sesama,” tutup Warsita. (ris/gr/fud)
Sebagian masyarakat Kabupaten Banjar terpaksa berpuasa di tengah banjir. Hampir tiga bulan lamanya, banjir di sana belum juga surut.
Seperti yang menimpa penduduk Desa Sungai Rangas di Kecamatan Martapura Barat. Pantauan Radar Banjarmasin kemarin (24/3), air masih merendam permukiman dan jalan desa. Salah seorang warga, Nurlian menceritakan, banjir dimulai sejak awal Januari lalu. “Ini banjir paling lama yang pernah kami hadapi. Sampai berlumut, belum juga surut,” katanya.
Terus direndam air, pekarangan dan jalan desa sampai berwarna hijau. “Bahkan pada banjir besar 2021 lalu, dua pekan sudah surut. Sekarang malah sampai berbulan-bulan,” tambah Nurlian. Ia berharap, setidaknya menjelang Idulfitri nanti, banjir sudah surut.
Warga lainnya, Ridwan mengaku kesulitan beraktivitas di luar rumah. “Jalan jadi licin karena berlumut. Harus berhati-hati kalau berjalan,” ujarnya. Tak kunjung surut karena intensitas hujan yang masih tinggi. “Infonya daerah hulu di Pengaron masih sering hujan,” katanya.
Senada dengan Kepala Pelaksana Harian BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banjar, Warsita. “Bukan hanya di hulu, di bagian hilir juga masih sering hujan. Jadi airnya tertahan,” ujarnya.
Data BPBD, saat ini masih ada 10.600 rumah di Banjar yang terendam. “Yang terdampak masih 36.359 jiwa,” sebutnya. Puluhan ribu rumah yang terendam itu tersebar di lima kecamatan; Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, dan Cintapuri Darussalam.
